Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan orientasi kepengarangan Ahmad Tohari. Selanjutnya, menunjukkan Pula perkembangan orientasi yang terjadi pada kepengarangan Tohari, serta menunjukkan faktor-faktor perkembangan orientasi tersebut. Penulis menggunakan tiga kumpulan cerpen Tohari, yaitu Senyum Karyamin (1989), Nyanyian Mariam (2000), dan Rusmi Ingin Pulang (2004), khususnya delapan cerpen yang menjadi sampel data. Cerpen-cerpen tersebut adalah Jasa-jasa Buat Sanwirya (SK, 1976), Tinggal Matanya Berkedip-kedip (SK, 1983), Rumah yang Terang (SK, 1985), Wangon Jatilawang (SK, 1987), Daruan (NM, 1990), Waning Penajem (NM, 1994), Paman Doblo Merobek Layang-layang (NM, 1997), dan Rusmi Ingin Pulang (RIP, 2001) yang masuk ke dalam delapan periode kepengarangan Tohari. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif-analitik dan teknik wawancara. Orientasi kepengarangan Tohari yang dimulai sejak awal tahun 1970 digolongkan menjadi dua, yaitu orientasi kedesaan dan orientasi desa-kota. Orientasi kepengarangan Tohari dikatakan berkembang, dari yang awalnya orientasi kedesaan menjadi orientasi desa-kota. Perkembangan orientasi kepengarangan Tohari terjadi karena fakta yang terjadi di depan matanya. Modernisasi desa Tingganjaya (tempat ia tinggal), termasuk di dalamnya proses urbanisasi dan re-urbanisasi yang banyak terjadi, menyebabkan Tohari berintegrasi dengan perubahan-perubahan tersebut