Pada tahun 2004, Depdiknas menerbitkan buku BISI Tingkat Dasar, BISI Tingkat Madya, dan BISI Tingkat Mahir sebagai standar minimal pengajaran bahasa Indonesia untuk sekolah-sekolah internasional di Indonesia. Dari ketiga buku tersebut, saya meneliti buku BISI Tingkat Dasar. Penelitian dilakukan untuk melihat keutuhan metode komunikatif dan perkembangan tingkat kesulitan di buku BISI Tingkat Dasar. Dalam penelitian ini, saya melakukan tiga tahapan kerja. Pertama, saya mendeskripsikan BISI Tingkat Dasar dengan teori teknik pengajaran bahasa dari Harold S Madsen. Madsen memaparkan teknik-teknik pengajaran bahasa asing yang berguna untuk mengenali jenis dan fungsi teknik latihan kemampuan berbahasa dalam bidang kosakata, tata bahasa, membaca, menulis, menyimak, dan berbicara. Kedua, saya menganalisis aspek-aspek metode komunikatif dalam BISI Tingkat Dasar dengan silabus dari Dewan Eropa yang menyatakan, sebuah pengajaran bahasa harus mencakup berbagai materi. Materi-materi tersebut yaitu situasi dan topik yang memerlukan penggunaan bahasa asing, fungsi komunikatif, nosi komunikatif, kosakata, dan tata bahasa. Ketiga, saya mengelompokkan materi dan jenis latihan dalam BISI Tingkat Dasar untuk melihat perkembangan tingkat kesulitan buku ini. Dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa buku BISI Tingkat Dasar: tidak secara keseluruhan menerapkan metode komunikatif karena, dari 10 bab, hanya 1 bab yang secara menyeluruh menerapkan aspek metode komunikatif, memperlihatkan perkembangan tingkat kesulitan dari segi ruang lingkup tema, tidak memperlihatkan perkembangan tingkat kesulitan dari segi latihan karena latihan yang sulit kerap dimunculkan sebelum latihan yang mudah, serta memiliki aspek metode gramatika terjemahan, yang terlihat dari banyaknya latihan penerjemahan.