Penelitiaqn mengenai kebijakan Inggris terhadap buruh India perkebunan karet di Selangor ini ditujukan untuk menambah karya tulis mengenai buruh India di Malaya dan diharapkan dapat menjadi sumbangan yang berarti bagi studi sejarah. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode sejarah yang terdiri dari empat tahap, yaitu heuristic, kritik, interpretasi dan historiografi.
Dalam penelitian ini, penulis hanya menggunakan sumber tertulis, karena penggunaan sumber lisan tidak memungkinkan untuk dilakukan. Selangor merupakan wilayah konsentrasi sejumlah perkebunan kare besar dan buruh India. Pada masa pendudukan Inggris, karet menjadi komoditi ekspor utama selain bijih timah. Oleh karena itu, Inggris sangat menyokong perkembangan industri perkebunan karet di Malaya khususnya wilayah Federated Malay States atau Negeri-negeri Melayu Bersekutu. Salah satu hal yang penting adalah penyediaan buruh bagi perkebunan. Untuk itu Inggris membantu merekrut buruh dari wilayah jajahannya di India.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi dua arah antara pemerintah kolonial Inggris di Malaya dengan Komite Imigrasi India dan pemerintah kolonial di India berjalan lancer. Hal ini terbukti dengan dikeluarkannya kebijakan mengenai buruh India oleh pemerintah Inggris dengan adanya permintaan atau desakan dari public India untuk perbaikan nasib buruh India, seperti kebijakan mengenai perbaikan upah dan fasilitas di dalam perkebunan, namun hal tesebut belum cukup untuk memperbaiki kesejahteraan buruh di dalam perkebunan, karena semua itu tetap saja tergantung bagaimana pengusaha menyikapinya.