Astrid Fauzia Kritik sosial dalam Uma no ashi karya Akutagawa Ryunosuke Dengan menggunakan teori mengenai kedudukan sastra dalam masyarakat, tujuan dari skripsi ini adalah untuk mengungkapkan kritik sosial yang tersembunyi dalam Uma no Ashi, sebuah cerita pendek yang ditulis oleh Akutagawa Ryunosuke, serta mencari tahu pemicu yang menyebabkan Akutagawa memunculkan kritik tersebut dalam cerita ini. Setelah membaca banyak referensi, penulis menemukan bahwa melalui cerita yang dipublikasikan pada tahun 1925 ini, Akutagawa mengkritik kebijakan sensor yang diberlakukan oleh pemerintah terhadap kesusastraan Jepang, sistem birokrasi, dan system keluarga masyarakat Jepang yang memberikan beban terberat hanya kepada kepala rumah tangga. Kritik sosial tersebut dihadirkan secara tidak langsung melalui fragmen-fragmen cerita yang disampaikan dengan nada satir. Akugawa juga memasukan makna tersembunyi pada nama tokoh-tokohnya serta mengelaborasi lebih lanjut ide dasar pembuatan cerita ini, yakni peribahasa Jepang yang berbunyi bakyaku wo arawasu (terbongkarnya penyamaran atau rahasia kelam yang selama ini ditutupi).
Using the theory about literature position in society, the purposes of this research are to reveal social critics hidden in Uma no Ashi, short story written by Akutagawa Ryunosuke, and find out the trigger why Akutagawa put those citics in this sotry. After read up many references, the writer found out that through this story, which was published in 1925, Akutagawa critisized the censorship enacted by government in Japanese literature, bureaucracy system, and japanese family system which gives the heaviest burden only to the head of family. Those social critics were expressed indirectly through some fragments of the story with satirical way. Moreover, he too put some hidden meanings in names of characters and elaborated the basic idea of this story; Japanese phrase called bakyaku wo arawasu (to reveal one's true nature).