Telah dilakukan penelitian laboratorium untuk meningkatkan kemampuan penetrasi spermatozoa manusia golongan astenozoospermia pada getah serviks sapi masa estrus dengan menggunakan senyawa digoksin. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui konsentrasi terbaik dari ketiga konsentrasi digoksin in vitro yang digunakan; dan diharapkan dengan pemberian senyawa digoksin 10 pangkat -6M, 10 pangkat -8M, dan 10 pangkat -10M in vitro dapat meningkatkan jumlah spermatozoa yang dapat menembus getah serviks. Sebanyak 30 sampel semen pria golongan astenozoospermia pasangan infertil (jumlah spermatozoa > 20 juta/ml ejakulat, motilitas < 50%, dan morfologi kepala oval > 50%) diperoleh dari Bagian Biologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Sampel-sampel tersebut dibagi dalam empat kelompok perlakuan, yaitu satu kelompok kontrol yang diberikan larutan Hanks dan ketiga kelompok lainnya diberikan larutan digoksin dengan masing-masing konsentrasi 10 pangkat -6M, 10 pangkat -8M, dan 10 pangkat -10M. Sebagai pengganti getah serviks wanita digunakan getah serviks sapi masa estrus. Sampel-sampel yang telah diberikan perlakuan dimasukkan ke dalam alat penetrasi Kremer, kemudian diinkubasi selama 1 jam pada suhu 37 °C. Kemampuan penetrasi spermatozoa ditentukan dengan menggunakan metoda WHO, yaitu dengan menghitung jumlah spermatozoa yang mampu menembus getah serviks pada jarak 1-7 cm. Hasil uji Kruskal-Wallis (α= 0,05) menunjukkan bahwa penetrasi spermatozoa golongan astenozoospermia pada getah serviks sapi masa estrus dari kelompok sampel yang diberikan larutan digoksin 10 pangkat -6M, 10 pangkat -8M, dan 10 pangkat -10M in vitro berbeda nyata dengan kelompok kontrol.