Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh ekstrak
metanol rimpang temu putih (Curcuma zedoaria (Berg.) Rosc.) dosis 20
mg/kg bb, 40 mg/kg bb, dan 80 mg/kg bb, terhadap aktivitas diuretik mencit
(Mus musculus L.) jantan galur DDY. Penelitian dilakukan di Laboratorium
Metabolisme, Departemen Anatomi, Fisiologi, dan Farmakologi FKH IPB,
Bogor. Tiga puluh ekor mencit jantan galur DDY dibagi menjadi 6 kelompok,
yaitu kelompok kontrol negatif (KKN) (salin 0,10% tween-80), kelompok
kontrol positif 1 (KKP1) (urea), kelompok kontrol positif 2 (KKP2) (furosemid),
dan 3 kelompok eksperimen (KE) (ekstrak rimpang temu putih) yaitu KE1,
KE2, dan KE3 dengan dosis masing-masing 20, 40, dan 80 mg/kg bb.
Pengamatan volume urin kumulatif dilakukan setiap jam selama 5 jam setelah
pencekokan. Analisis data secara deskriptif menunjukkan bahwa aktivitas
diuretik tertinggi untuk KKP2, KE1, KE2, dan KE3 masing-masing sebesar
3,57; 0,54; 1,41; dan 0,85. Berdasarkan skala diuretik Gujral dkk. (1955),
ekstrak rimpang temu putih dosis 40 mg/kg bb dan 80 mg/kg bb memiliki
aktivitas diuretik, namun dosis 20 mg/kg bb tidak memiliki aktivitas diuretik.