ABSTRAKDemam berdarah adalah suatu penyakit menular yang ditandai dengan demam mendadak, perdarahan baik di kulit maupun bagian tubuh lainnya serta dapat menimbulkan shock dan kematian. Penyebab penyakit ini adalah virus Denggi (Dengue) dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti yang tersebar luas di seluruh Indonesia. Penanggulangan nyamuk Aedes aegypti sebagi vektor utama demam berdarah dapat dilakukan dengan tiga metode yaitu sanitasi lingkungan yang bertujuan untuk mengurangi habitat jentik, penanggulangan nyamuk dengan adultisida dan penanggulangan jentik dengan larvisida. Satu-satunya larvisida yang digunakan untuk pengendalian vektor demam berdarah di Indonesia adalah temephos. Larvisida tersebut mulai digunakan pada tahun 1976 dan sejak tahun 1980 dipakai secara masal untuk program penaggulangan vektor demam berdarah. Dalam penelitian ini telah dilakukan pengujian untuk membandingkan status kerentanan populasi jentik Aedes aegypti terhadap temephos dari tiga kelurahan di Jakarta, yaitu kelurahan Johar Baru, kelurahan Cempaka Putih Timur, dan kelurahan Kampung Rawa. Penentuan status kerentanan dilakukan dengan cara menentukan LC-50 dan LC-90 temephos terhadap jentik Aedes aegypti dari tiga kelurahan tersebut. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan kerentanan populasi jentik Aedes aegypti dari tiga kelurahan tersebut terhadap temephos dan populasi jentik Aedes aegypti dari tiga kelurahan tersebut masih rentan tehadap temephos.