Telah dilakukan studi populasi dan analisis kelayakan habitat badak
sumatera (Dicerorhinus sumatrensis, Fischer 1814) di TNBBS. Data yang
dianalisis adalah data kamera penjebak Wildlife Conservation Society -
Indonesia Program (WCS-IP) 1998--2005 dan data patroli Rhino Protection
Unit (RPU) 1999--2005. Kelimpahan relatif per blok sampling dihitung
menggunakan indeks jumlah foto per 100 hari tangkap (capture rate).
Kelimpahan relatif berurut dari tinggi ke rendah adalah pada blok sampling
Sukaraja, Way Ngaras, Way Paya, dan Pemerihan. Kecenderungan
perubahan ukuran populasi dihitung menggunakan indeks kelimpahan relatif
dari jumlah tapak per 10 km jarak patroli (footprint rate) Kecenderungan
ukuran populasi pada tahun 2002--2005 diperkirakan mengalami penurunan.
Berdasarkan uji banding variansi-mean, pola sebaran bersifat mengelompok
dengan nilai Indeks Dispersal 5,47. Analisis kelayakan habitat menunjukkan
bahwa badak sumatera di TNBBS sebagian besar (47,3%) tersebar di daerah
dengan ancaman sedang. Ditunjukkan pula bahwa Sukaraja sebagai daerah
pusat sebaran badak sumatera merupakan daerah yang tidak layak karena
memiliki tingkat ancaman yang cenderung tinggi dan sangat tinggi. Waktu
aktifitas harian badak sumatera di TNBBS berdasarkan kamera penjebak
menunjukkan pola cathemerality dan terjadi perubahan keterdapatan badak
sumatera berdasarkan ketinggian dari 200--300 m dpl di tahun 1999--2004 ke
300-400 m dpl pada tahun 2005. Kedua hal tersebut mungkin merupakan
respon perilaku badak sumatera terhadap tingginya tekanan antropogenis.