Banyak ahli menyatakan bahwa Tuberculosis kembali mengancam manusia. Organisasi Kesehatan Dunia, WHO, Bahkan menyebut tuberculosis sebagai global emergency sehingga semua negara harus menanganinya. Di Indonesia Tuberkulosis (TB) paru masih menjadi penyebab kematian nomor dua. Angka penderita TB paru di Indonesia diperkirakan 2,4 per seribu jumlah penduduk, yang sebagian besar belum datang berobat. Oleh karenanya untuk mengantisipasi masalah ini di Indonesia, Departemen Kesehatan RI melaksanakan Program Pemberantasan Penyakit Menular TB paru dengan strategi baru sejak tahun 1995. Penelitian ini bertujuan untuk evaluasi pelaksanaan Program Pemberantasan Penyakit Menular TB (P2TB) Paru pada Puskesmas Kecamatan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan antara September 1995 sampai September 1996 dengan menghitung indikator-indikator keberhasilan sesuai dengan petunjuk pelaksanaan program. Dari hasil analisis dan pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : Pelaksanaan Program P2TB Paru dalam hal penemuan penderita yang dilakukan puskesmas Kecamatan Kebayoran Baru belum memberikan hasil yang baik. Pelaksanaan Program P2TB dalam hal pengobatan penderita yang dilakukan oleh puskesmas Kecamatan Kebayoran Baru memberikan hasil yang cukup baik. Dari kuesioner dengan responden pasien TB paru di Puskesmas Kecamatan Kebayoran Baru memberikan hasil: Kepedulian penderita TB paru akan kesehatan belum cukup baik. Pengetahuan penderita TB paru mengenai TB paru umumnya sudah baik. Meskipun Program memberikan obat secara cuma-cuma, penderita umumnya masih merasa keberatan akan biaya berobat ke puskesmas.