Tanaman akar kucing (Acalypha indica Linn.) telah lama dikenal sebagai obat tradisional, tetapi penggunaannya masih didasarkan pada pengalaman empiris sebagai antiradang, antirematik, diuretik, dan pencahar. Khasiat dan keamanannya belum teruji sehingga perlu dilakukan penelitian tanaman, simplisia dan ekstraknya untuk menghasilkan bahan baku obat dengan mutu yang konstan dan dapat dijadikan standar. Penelitian ini bertujuan untuk menetapkan beberapa parameter spesifik dan non spesifik ekstrak air akar tanaman akar kucing yang digunakan sebagai obat sehingga dapat menjamin bahwa ekstrak tersebut mempunyai nilai parameter yang konstan dan mutu yang konsisten. Standardisasi dilakukan terhadap ekstrak air akar tanaman akar kucing yang berasal dari Tawangmangu, Depok dan Purwodadi. Proses ekstraksi dilakukan dengan cara dekoktasi. Metode penetapan parameter spesifik dan non spesifik yang digunakan sesuai dengan yang ditetapkan dalam buku "Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat" yang diterbitkan oleh Badan POM. Hasil penelitian terhadap ekstrak dari ketiga daerah menunjukkan bahwa ekstrak yang dihasilkan berupa ekstrak kental berwarna coklat kehitaman, berbau khas agak manis dan rasa pahit.
Rendemen ekstrak air akar kucing berkisar antara 11,37-13,71%. Kadar senyawa terlarut dalam air berkisar antara 9,6-14,6%, sedangkan kadar senyawa terlarut dalam etanol berkisar 0,95-2,16%. Susut pengeringan berkisar antara 16,2-39,4% dan kadar air berkisar antara 26,3-47,1%. Kadar abu total berkisar antara 17,8-20,8%, sedangkan kadar abu tidak larut asam berkisar antara 1,12-2,73%. Uji kandungan kimia ekstrak menunjukkan bahwa ekstrak air akar tanaman akar kucing mengandung triterpenoid atau saponin. Kromatogram lapis tipis dan kromatogram lapis tipis densitometer dielusi dengan kombinasi fase gerak toluena-etil asetat (85:15). Pengamatan di bawah sinar ultraviolet panjang gelombang 254 nm dan 366 nm memperlihatkan lima bercak yang berfluoresensi biru (Rf 0,08; 0,75) dan kuning (Rf 0,38; 0,86; 0,93) setelah disemprot menggunakan H2SO4/etanol dan dipanaskan. Pola kromatogram densitometer ekstrak Tawangmangu hampir mirip dengan ekstrak Depok, sedangkan ekstrak Purwodadi agak sedikit berbeda dari yang lain.