Herba seledri (Apium graveolens Jacq) dan daun tempuyung (Sonchus arvensis L.) telah dikenal masyarakat Indonesia sebagai obat herbal antihipertensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek tidak dikehendaki dari kedua campuran ekstrak tersebut terhadap volume urin 24 jam, kalium dan natrium di urin dan kadar kreatinin plasma pada tikus putih jantan yang dibuat hipertensi.
Pada penelitian ini digunakan tujuh kelompok tikus putih jantan galur Sprague-Dawley yang masing-masing kelompok terdiri dari enam ekor. Tikus pada kelompok uji dan kontrol hipertensi diinduksi dengan larutan natrium klorida 2% sebagai air minum selama 52 hari. Campuran ekstrak diberikan pada hari ke-15 sampai 51. Campuran ekstrak herba seledri dan daun tempuyung diberikan dalam dua dosis yang divariasikan, yaitu (0,023 g ekstrak seledri dan 0,114 g tempuyung/200 g BB) dan (0,034 g ekstrak seledri dan 0,171 g tempuyung/200 g BB).
Sebagai pembanding digunakan kelompok kontrol normal, obat herbal pembanding (0,0432 g/200 g BB), ekstrak tunggal herba seledri (0,023 g/200 g BB) dan ekstrak daun tempuyung (0,114 g/200 g BB). Hasil ANOVA satu arah (α=0,05) menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna terhadap ekskresi urin 24 jam dan kadar kreatinin plasma tetapi meningkatkan secara bermakna ekskresi natrium dan kalium pada urin.