Penyakit tukak peptik tersebar di seluruh dunia dengan prevalensi
berbeda dan dijumpai lebih banyak pada pria dibandingkan wanita (2:1).
Penyebab utama tukak peptik adalah infeksi oleh Helicobacter pylori dan
pemakaian obat anti inflamatorik non-steroid (OAINS) termasuk aspirin (Asetil
Salicyl Acid/ASA). Berdasarkan data di suatu rumah sakit swasta di Surabaya
dalam kurun waktu satu tahun (Juli 1997-Juli 1998), terdapat sekitar 17,1%
penderita tukak peptik. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk melihat
hubungan antara jumlah obat dalam satu resep dengan jumlah interaksi obat
yang terjadi, serta untuk melihat hubungan antara jumlah obat dalam satu
resep dengan kerasionalan resep. Penelitian dilakukan terhadap resep obat
tukak peptik yang diterima apotik Kimia Farma Depok periode Januari-Mei
2007. Desain penelitian ini adalah studi potong lintang (Cross sectional) yang
bersifat deskriptif analitis dengan metode survei. Interaksi obat pada 311
resep obat tukak peptik, ditemukan pada 71 resep (22,8%) diantaranya.
Resep yang dinyatakan rasional adalah 303 lembar resep (97,4%) dan resep
yang dinyatakan tidak rasional dilihat dari efek samping interaksi obat
sebanyak 8 lembar resep (2,6%). Berdasarkan hasil dari uji Kai Kuadrat,
didapatkan tidak ada hubungan antara jumlah obat dalam satu resep dengan
jumlah interaksi obat yang terjadi dan tidak ada hubungan antara jumlah obat
dalam satu resep dengan kerasionalan resep.