Ikan air tawar konsumsi di DKI Jakarta diperoleh dari lokasi produksi di luar DKI Jakarta. Jauhnya jarak dari lokasi produksi dan sifat ikan mas dan ikan nila yang mudah rusak, memiliki rantai penanganan khusus untuk menjaga mutu ikan saat diterima oleh konsumen. Rantai pemasaran ini mencakup cara perlakuan khusus setiap pelaku pemasaran, sistem transportasi khusus, serta lokasi transaksi yang efektif.
Penelitian ini membahas pergerakan komoditas ikan air tawar dengan pendekatan rantai pemasaran dan memperhatikan nilai perlakuan yang terjadi pada setiap simpul, serta memperhitungkan harga jual, biaya pemasaran, dan keuntungan yang terbentuk pada setiap simpul.
Pergerakan produk perikanan air tawar dari tiga wilayah produksi ke DKI Jakarta membentuk empat jenis rantai pemasaran. Rantai terpanjang terbentuk dari petani di lokasi produksi - pedagang pengumpul di pasar ikan/terminal ikan - pedagang grosir di pasar grosir - pedagang eceran di pasar eceran - konsumen, yang terbentuk di ketiga jalur pemasaran dari tiga lokasi produksi ke DKI Jakarta. Sedangkan rantai terpendek hanya terbentuk dari petani di Kecamatan Cisaat - pedagang eceran di pasar eceran DKI Jakarta.
Biaya pemasaran dibentuk oleh biaya produksi, biaya penanganan dan biaya transportasi. Perbedaan wilayah produksi mempengaruhi komponen dan biaya produksi, perbedaan lokasi simpul pemasaran mempengaruhi biaya penanganan yang dikeluarkan oleh pelaku pemasaran, serta perbedaan jalur transportasi mempengaruhi biaya transportasi. Semakin panjang rantai pemasaran yang terbentuk maka keuntungan yang diperoleh setiap simpul akan semakin kecil, tetapi tidak mempengaruhi harga jual pada pasar eceran di DKI Jakarta.