Setiap manusia dalam kegiatannya selalu membutuhkan tanah. Penggunaan tanah merupakan
indikator dari dinamika masyarakat. Sementara kondisi fisik merupakan faktor pembatas manusia
dalam menggunakan tanah.
Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif dengan Kodya Bukittinggi sebagai wilayah
penelitian pada tahun 1985 dan 1995. Kelurahan digunakan sebagai unit pengamatan. Selanjutnya
melihat perubahan penggunaan tanah dari pertanian menjadi non pertanian dan membandingkan
dengan pertambahan jumlah penduduk, perubahan angka kepadatan penduduk dan 1ereng.
Dari basil penelitian terungkap, bagian barat wilayah penelitian mengalami perubahan
penggunaan tanah terbesar pada tiap unit pengamatan (> 12 ha). Besamya perubahan ini lebih
sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk ketimbang perubahan angka kepadatan penduduk.
Perubahan penggunaan tanah dari pertanian, terutama berubah menjadi permukiman. Faktor
lereng tidak begitu banyak berpengaruh pada perubahan penggunaan tanah ini.
Perubahan penggunaan tanah pertanian menjadi non pertanian sebagian besar menjadi
permukiman seluas 123,56 ha, diikuti penggunaan tanah jasa, industri dan perusahaan. Sedang
penggunaan tanah pertanian yang mengalami penyusutan terbesar adalah kebun campuran seluas
71,44 ha. Faktor pertambahan jumlah penduduk lebih sejalan dengan perubahan penggunaan ยท
tanah. Lereng lebih bersifat sebagai faktor pembatas pada perubahan penggunaan tanah ini,
terutama pada lereng > 40%.