Kopolimerisasi cangkok serat rayon dilakukan dengan asam metakrilat
(MAA) disertai dengan sejumlah kecil monomer bifungsional etilen glikol
dimetakrilat (EGDMA) dan N,N'-metilendiakrilamid (MDAAm) sebagai agen
pengikat silang. Kopolimerisasi cangkok ini dilakukan dengan metode
prairadiasi sinar gamma dalam media udara, dengan variasi kadar pengikat
silang 0-10%, dosis total iradiasi 20,24, dan 32 kGy, serta waktu reaksi 15-
120menit. /
Setelah dilakukan variasi kadar EGDMA dan MDAAm diketahui bahwa
penambahan EGDMA sampai 6,0% dan MDAAm hingga 10,0% berat serat
tidak mempengaruhi kadar pencangkokan. Penambahan EGDMA lebih dari
6,0% berat serat akan menurunkan kadar pencangkokan. Dari variasi dosis
total iradiasi dan waktu reaksi terlihat bahwa penambahan kedua agen
pengikat silang ini tidak mengubah karakteristik pencangkokan MAA.
Spektrum FTIR menunjukkan sudah tercangkoknya MAA pada serat rayon.
Keberadaan EGDMA dalam serat ditandai dengan adanya perbedaan
spektrum serat yang dimodifikasi dengan dan tanpa agen pengikat silang.
Pencangkokan MAA pada serat rayon menurunkan sifat
pengembangannya dalam air (%S), semakin besar kadar pencangkokan
semakin kecil derajat pengembangannya. Penambahan 2,5%^EGDMA tidak
mengubah derajat pengembangannya dalam air (%S). Perendaman serat rayon termodifikasi dalam HCI 6N pada suhu 80°C selama 2 jam,
memperlihatkan bahwa serat dengan adanya EGDMA ini memiliki ketahanan
asam yang lebih baik, Dalam basa, iaju alir serat yang dimodifikasi dengan
adanya EGDMA lebih cepat, sehingga efek blocking-nya dalam kolom lebih
kecil.