Zeolit dan γ-alumina yang telah mengadsorpsi surfaktan kationik
secara bilayer dapat dimanfaatkan sebagai penukar anion dan adsorpsi
senyawa organik non polar. Mekanisme pembentukan bilayer surfaktan pada
adsorben sangat bergantung kepada kerapatan muatan permukaan
adsorben. Untuk permukaan dengan kerapatan muatan permukaan tinggi,
adsorpsi surfaktan diawali dengan adsorpsi surfaktan berupa agregat yang
menyerupai misel. Untuk adsorben dengan kerapatan muatan permukaan
rendah diawali dengan adsorpsi surfaktan berupa monomer.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mekanisme pembentukan
bilayer pada adsorpsi Hexadecyltrimethylammonium–Br (HDTMA-Br) pada
zeolit alam Clinoptilolite dan pada γ-alumina. Juga untuk mengetahui laju
adsorpsi dan desorpsi dengan cara model kinetika difusi parabola.
Mekanisme pembentukan bilayer dapat ditentukan dari pengukuran
konsentrasi kesetimbangan terhadap variasi waktu adsorpsi. Laju adsorpsi
dapat ditentukan dari harga konstanta laju adsorpsi dan desorpsi dari
HDTMA+ dan Br-. Konsentrasi awal HDTMA-Br divariasikan mulai dari ECEC
sampai lebih besar dari CMC adsorpsi.
Pada penelitian ini untuk zeolit diperoleh nilai ECEC pada konsentrasi
75 μmol/L adalah sebesar 95,65 meq/Kg, nilai CAC = 125 μmol/L dan nilai
CMC adsorpsi = 175 μmol/L. Untuk γ-alumina diperoleh nilai PZC (Point of
Zero Charge) dengan metode titrasi adalah sebesar 7,5. Nilai ECEC berada pada konsentrasi 75 μmol/L. Nilai CAC berada pada konsentrasi 125 μmol/L.
Nilai CMC adsorpsiberada pada konsentrasi 175 μmol/L.
Penyerapan HDTMA pada zeolit Clinoptilolite sebelum waktu transisi
menghasilkan penurunan konsentrasi kesetimbangan HDTMA, maupun
konsentrasi Br-. Hal tersebut menunjukkan bahwa adsorpsi HDTMA pada
permukaan zeolit diawali dengan adsorpsi dalam bentuk agregat misel dan
proses adsorpsi berlangsung cepat. Pada γ-alumina, sebelum waktu transisi
menghasilkan penurunan konsentrasi HDTMA tetapi tidak disertai dengan
penurunan konsentrasi Br-. Hal ini berarti pada adsorpsi HDTMA pada
permukaan HDTMA diawali dengan adsorpsi dengan bentuk monomer. Dari
harga konstanta laju adsorpsi dan desorpsi yang dihitung dengan
menggunakan model kinetika difusi parabola, diperoleh bahwa proses
adsorpsi awal berlangsung dengan cepat, sedangkan proses selanjutnya
berlangsung dengan lebih lambat.