Senyawa trifeniltimah asetat termasuk golongan trifeniltimah
karboksilat tidak hanya memiliki kegunaan sebagai antifeedant namun juga
bersifat toksik, sehingga memiliki kemampuan untuk mempengaruhi indera
perasa serangga yang akan menurunkan keinginannya untuk makan dan
sifat toksiknya memiliki efek mematikan pada konsentrasi terendah yaitu 30
ppm.
Sintesis trifeniltimah asetat ini dilakukan dengan menggunakan
material awal trifeniltimah klorida dalam pelarut aseton dan dengan
penambahan natrium asetat berlebih. Produk yang dihasilkan berupa kristal
berwarna putih kekuningan sebanyak 0,5864 gram (hasil 57,4 %).
Karakterisasi senyawa yang dihasilkan dilakukan dengan
menggunakan uji titk leleh sebagai uji awal dengan nilai kisaran titik leleh
yang terbaik yaitu 119 -122 °C yang didapatkan pada waktu refluks 3 jam.
Pada serapan daerah inframerah menunjukkan hasil yang mendekati dengan
standar saat produk direfluks selama 3 jam yaitu dengan terdapatnya
serapan pada 500 – 600 cm-1 yang merupakan daerah serapan Sn-O.
Identifikasi dengan kromatografi gas (GC) yang menghasilkan satu
puncak yaitu pada Rt 15,25 dan dengan detektor spektrometri massa (MS)
diperoleh fragmentasi dari produk sebagai berikut: Ph3Sn Ph2Sn PhSn Sn
m/z 350 m/z 273 m/z 196 m/z 119
Ph C4H3+
m/z 77 m/z 51
Kemudian senyawa trifeniltimah asetat diuji efektivitasnya sebagai
antifeedant dan sifat toksiknya terhadap ulat grayak Spodoptera litura dengan
metode celup daun. Hasilnya menunjukkan bahwa seiring dengan
meningkatnya konsentrasi, nilai antifeedant factor (AF) juga makin meningkat
yang menunjukkan berkurangnya aktivitas makan. Hal ini dibuktikan melalui
uji dengan pilihan choice test. Selain itu dengan meningkatnya konsentrasi,
ulat juga makin banyak yang mati. Hal ini menunjukkan bahwa senyawa
trifeniltimah asetat bersifat toksik dengan menggunakan metode tanpa pilihan
(no choice test).