Penggunaan herbal jamu sebagai obat alternatif makin marak di kalangan
masyarakat Indonesia. Jamu ”RMK” merupakan produk herbal jamu yang
mengandung kombinasi minyak atsiri rimpang kunyit (Curcumae domestica
Rhizoma), minyak atsiri rimpang temulawak (Curcumae Rhizoma), dan
kurkuminoid rimpang kunyit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek
antiinflamasi pemberian jamu “RMK per oral terhadap udem yang diinduksi
oleh injeksi 0,4 ml karaginan 2% secara subplantar. Metode yang digunakan
adalah metode Winter yang telah dimodifikasi pada 60 ekor tikus betina yang
dibagi secara acak menjadi 6 kelompok. Empat kelompok diberikan suspensi
jamu dengan masing-masing formula I, II, III, dan IV dalam CMC 2%
sebanyak 3 ml/200 g bb, 30 menit sebelum induksi karaginan. Kelompok V
sebagai kontrol positif diberikan suspensi natrium diklofenak dalam CMC 2%
dengan dosis 9 mg /200 g bb per oral, dan kelompok VI sebagai kontrol
negatif diberikan minyak kedelai dalam CMC 2% dengan dosis 100 mg/200 g
bb per oral. Volume udem diukur menggunakan pletismometer pada jam ke-
1, 2, 3, 4, 5, dan 6 setelah induksi karaginan. Hasil perhitungan persentase
penghambatan udem menunjukkan bahwa formula jamu “RMK” yang memiliki
efek penghambatan udem berturut-turut mulai dari terbesar hingga terkecil
adalah formula IV, II, III, dan I. Hasil analisis statistik keempat formula jamu
memperlihatkan efek antiinflamasi yang bermakna dibandingkan dengan
iv
kontrol negatif pada jam kedua hingga jam keenam setelah induksi
karaginan, namun efeknya lebih kecil dibandingkan dengan efek antiinflamasi
natrium diklofenak.