Logam berat yang mencemari lautan dapat terakumulasi dalam tubuh biota laut dan menimbulkan bahaya bagi manusia yang mengkonsumsinya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar timbal, tembaga, dan kadmium pada kerang dara dan kerang hijau Muara Angke. Daging kerang dara dan kerang hijau dipisahkan dari cangkangnya, dikeringkan dalam oven (105oC) hingga bobot konstan, lalu dihaluskan dengan blender. Sampel daging kerang ini kemudian didestruksi dengan 20 mL asam nitrat pekat menggunakan microwave digestion system (200oC, 25 menit). Serapan logam dalam sampel diukur dengan spektrofotometer serapan atom (SSA) pada panjang gelombang yang spesifik, yaitu 283,3 nm untuk timbal; 324,8 nm untuk tembaga; dan 228,8 nm untuk kadmium. Asetilen-udara digunakan sebagai gas pembakar dan oksidannya. Penelitian menunjukkan bahwa kerang dara kecil mengandung timbal 1,1967 μg/g, tembaga 3,6056 μg/g, dan kadmium 3,7298 μg/g; kerang dara besar mengandung timbal 0,8684 μg/g, tembaga 3,5077 μg/g, dan kadmium 1,8077 μg/g; kerang hijau kecil mengandung timbal 0,7750 μg/g, tembaga 2,7671 μg/g, dan kadmium 0,1876 μg/g; kerang hijau besar mengandung timbal 0,4649 μg/g, tembaga 2,1131 μg/g dan kadmium 0,1632 μg/g. Berdasarkan batas aman yang ditetapkan oleh Badan Standardisasi Nasional dan Badan Pengawas Obat dan Makanan, kerang dara Muara Angke sudah tidak layak untuk dikonsumsi.