Skripsi ini membahas tentang perbandingan inversi data CSAMT 2 dimensi dari software MTsoft2D, MT2Dinv, dan WinGlink untuk dapat menampilkan penampang bawah tanah yang baik secara 2 dimensi sehingga dapat memetakan keberadaan mineralisasi emas. Ketiga software inversi tersebut menggunakan algoritma Non Linear Conjugate Gradient (NLCG). Sebelumnya data diolah dengan software Cmt Pro. Selain menggunakan data CSAMT dilakukan juga pemodelan 2 dimensi data IP-Resistivity dengan software Res2DInv yang bertujuan untuk memetakan zona alterasi di pennukaan dan juga sebagai data penunjang. Hasil kemudian ditampilkan secara 2D dengan perangkat lunak Surfer.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa software WinGlink lebih baik dibandingkan dengan software MT2DInv dan MTsoft2D. Karena hasil inversi dari software WinGlink sesuai dengan data bor, data geologi permukaan dan data IP-Resistivity di permukaan. Untuk itu software WinGlink dapat digunakan untuk memetakan keberadaan minerali emas di daerah prospek.
This thesis discusses the comparison of two-dimensional inversion of CSAMT data with
software MTsoft2D, MT2Dinv, and WinGlink to be able to show a good cross-section
underground in two dimensions so that it can map the presence of gold mineralization. Third inversion software uses the Non-Linear Conjugate Gradient algorithm (NLCG). Earlier data were processed with CMT Pro software. Besides using CSAMT data also conducted two-dimensional modeling of IP-Resistivity data with software that aims to map Res2DInv alteration zones on the surface as well as supporting data. Results are then displayed in 2D with Surfer software.
The results showed that the software WinGlink is better than MT2DInv and MTsoft2D software. Because the results of inversion of the software WinGlink in accordance with the data drilling, surface geological data and TP-Resistivity data on the surface. For that WinGlink software can be used to map the Occurrence of gold minerali in the prospect area.