Penggunaan formalin sebagai pengawt makanan dapat memberikan
dampak buruk bagi kesehatan manusia, karena bersifat karsinogen
(menyebabkan kanker), mutagen (menyebabkan perubanan sei, jaringan tubun),
korosif dan iritatif. Untuk itu diperlukan suatu indikator yang dapat digunakan
untuk mengidentifikasi adanya formalin baik seoara kuantitatif dan kualitatif
Polianilin dapat berada dalam berbagai bentuk sehingga dapat dimanfaatkan
sebagai sensor kimia. Penelitian ini bertujuan untuk membuat
polianilin/moclifikasi polianilin dengan gugus -SO3H yang dapat dimanfaatkan
untuk mengidentifikasi adanya formalin. Polianilin bentuk emeraldin terprotonasi
dibuat dari garam anilin-HCI dengan APS menggunakan rasio anilin/APS 1,25.
Pembuatan emeralclin basa (bentuk polianilin setengan teroksiclasi) dilakukan
dengan mereaksikan garam emeraldin dengan NaOH dan pernigranilin basa
(bentuk polianilin teroksiclasi penuh) dilakukan dengan mereaksikan garam
emeraldin dengan APS clan NaOH serta modifikasi kecluanya melalui reaksi
substitusi aromatik elektrofilik (SO3) yang berasal dari H2SO4 pekat. Emeralclin
basa tersulfonasi (111) dan (112) dibuat dengan mereaksikan emeraldin basa
dengan HQSO4 pekat dengan rasio mol yang sesuai Pembuatan pernigranilin
basa tersulfonasi (111) dan (112) dilakukan dari oksidasi emeraldin basa
tersulfonasi dengan APS clan NaOH. Karakterisasi clan identifikasi polianilin yang
terbentuk dilakukan dengan UV-Vis clan FT-IR. Hasil karakterisasi UV-Vis dari emeraldin basa dan pernigranilin basa ditunjukkan dengan adanya puncak
serapan pada 300 nm, 500 nm dan 600 nm, sedangkan pada emeraldin basa
tersulfonasi (111) dan (112) Serta pernigranilin basa tersulfonasi (111) dan (112)
ditunjukkan dari adanya pergeseran puncak serapan ke 400 nm dan 800 nm.
Karakterisasi dengan FT-IR pada emeraldin basa dan pernigranilin basa
menunjukkan puncak serapan pada sekitar 1600 om'1 dan 1500 om'1, seclangkan
pada emeraldin basa tersulfonasi (111) dan (112) Serta pernigranilin basa
tersulfonasi (111) dan (112) pada sekitar 600 om'1 yang merupakan karakteristik
dari gugus -SO3H. Reaksi polianilin yang stabil dengan formalin berada pada
bentuk polianilin tersulfonasinya Hal ini disimpulkan berdasarkan uji kuantitatif
dan kualitatif polianilin tersulfonasi dengan formalin yang memberikan daerah
rentang kerja yang lebih luas yaitu hingga rentang konsentrasi 15 dan 20 ppm.