ABSTRAKDua tipe organoclay telah dapat disintesis dengan surfaktan yang berbeda
sebagai agen penginterkalasi. Surfaktan HDTMABr dan ODTMABr diinterkalasikan
ke dalam bentonit alam serta dilakukan karakterisasi dengan XRD, FT-IR, dan SEMEDS.
Sebelumnya Na-bentonit disintesis kemudian dihitung nilai kapasitas tukar
kation dengan metode tembaga amin sebesar 45,35 mek/100gram clay. Variasi
jumlah KTK digunakan untuk dapat melihat peningkatan besarnya basal spacing
dengan difraksi sinar-X. Organoclay 1.0 KTK yang telah disintesis digunakan
sebagai adsorben fenol, katekol dan benzaldehida kemudian dilakukan pengukuran
dengan spektrofotometer UV. Perbedaan gugus yang melekat pada cincin benzen
mempengaruhi kemampuannya untuk terserap pada bentonit. Dengan bertambahnya
gugus hidroksi, maka semakin sulit untuk terserap oleh bentonit. Dan apabila
semakin nonpolar senyawa organik, akan semakin mudah terserap. Dengan semakin
panjang rantai alkil surfaktan, bentonit menjadi lebih hidrofobik sehingga menyerap
lebih banyak senyawa nonpolar.
ABSTRACTTwo types of organoclay have been synthesized using different cationic
surfactants as intercalating agents. HDTMABr and ODTMABr are intercalated into
the interlayer space of sodium-clay. With the CEC value sodium-clay is about 45, 35
mek/100gram clay using copper amine method. X-ray diffraction is used to study the
characteristic of organoclay by its variation of CEC value. The resulting of 1,0 CEC
organoclay are used to adsorb the organic molecules. UV spectra of this organic
molecule on filtrate reaction are further confirming adsorptions of both organoclay.
The different groups which are binding on phenol, benzaldehide, and catechol have
different effect to organoclay. No polar organic molecules are the easier molecule
which adsorbed on the interlayer clay. The longest alkyls chain surfactant will make
more hydrophobic clay furthermore it could adsorb no polar organic molecules.