Struktur perekonomian negara-negara di kawasan ASEAN menunjukkan struktur yang semakin mirip dengan negara-negara industri. Peranan sektor industri terhadap PDB semakin besar menggantikan peranan sektor pertanian. Perkembangan sektor industri yang semakin menonjol itu ternyata disebabkan oleh meningkatnya peranan sektor manufaktur di dalamnya. Dengan melihat kondisi di atas, maka diduga perdagangan intraindustri, yakni kegiatan ekspor dan impor secara simultan dalam satu industri manufaktur, antara Indonesia dengan sesama anggota ASEAN lainnya akan semakin meningkat. Untuk membuktikan dugaan tersebut, maka dilakukan perhitungan secara ekonometri. Dalam studi ini, data-data dikumpulkan baik secara cross-section maupun time-series. Pada awalnya, digunakan metode Aquino untuk mengukur indeks perdagangan intra-industri. Hasil pengukuran indeks memperlihatkan angka yang kecil, ini berati telah terjadi perdagangan intra-industri di kawasan ini. Angka indeks tersebut nantinya dipakai sebagai variabel dependen untuk diregres terhadap beberapa variabel independen yang dianggap mempengaruhi perdagangan intra-industri. Variabel-variabel independen tersebut dikelompokkan menjadi variabel yang berkaitan dengan indikator perkembangan ekonomi setiap negara ASEAN, yaitu: Produk Domestik Bruto, Pangsa Manufaktur terhadap PDB, Pendapatan Perkapita, dan Rasio Modal terhadap Tenaga Kerja, sedangkan kelompok lain adalah variabel yang berkaitan dengan kerjasama perdagangan, seperti: Pangsa Perdagangan dan Biaya Transportasi. Tetapi sebelum melakukan regresi, mengingat angka indeks yang telah dihitung merupakan nilai probabilita, maka terlebih dahulu dikonversikan ke dalam normal equivalent deviate. Hasil perhitungan menunjukkan adanya signifikansi pada variabel-variabel yang berkaitan dengan pembangunan ekonomi, tetapi tidak demikian halnya dengan variabel-variabel yang menggambarkan kerjasama ekonomi. Ini berarti faktor yang mendorong perdagangan intra-industri antara Indonesia dengan ASEAN semata-mata sebagai akibat pembangunan ekonomi di masing-masing negara anggota. Sedangkan bentuk kerjasama perdagangan yang selama ini ada seperti Preferential Trading Arrangement (PTA), tidak dapat bekerja dengan efektif mendorong perdagangan intra-industri Indonesia dengan ASEAN.