Dalam era globalisasi ini faktor produksi tenaga kerja juga dapat berpindah-pindah anrtar negara sebagaimana layaknya faktor produksi modal. Sejak tahun 1990-an arus investasi asing langsung dan arus tenaga kerja ke kawasan Asia Timur (dimana Indonesia berada) mengalir dengan derasnya. Dibandingkan dengan Malaysia ataupun Thailand, selama ini Indonesia ternyata tertinggal baik dalam mengundang investasi asing langsung maupun menghasilkan devisa dari ekspor-impor tenaga kerja. Skripsi ini bermaksud mengetahui kinerja strategi investasi asing langsung dan strategi migrasi tenaga kerja internasional yang selama ini dijalankan Indonesia. Juga ingin dilihat bagaimana Indonesia menyiapkan kedua strategi tersebut untuk menghadapi persaingan global di masa depan. Hubungan kedua strategi tersebut dengan strategi industrialisasi juga ingin diketahui. Malaysia yang notabene merupakan negara yang memiliki kesamaan saat memulai pembangunan, budaya, ras, ataupun agama dengan Indonesia, dijadikan pembanding. Metode penelitian yang dianggap cocok untuk permasalahan ini adalah studi pustaka. Analisis yang dilakukan bersifat kualitatif. Karena adanya masalah dengan kualitas data, maka analisis kuantitatif dengan menggunakan model ekonometri tidak mungkin dilakukan. Ternyata strrategi investasi asing langsung dan strategi migrasi tenaga kerja internasional yang selama ini dijalankan Indonesia belum mencapai hasil yang optimal. Apa dicapai oleh kedua strategi tersebut ternyata dipengaruhi olej kenerja strategi industrialisasi yang memang tidak baik. Hingga kini Indonesia belum menyiapkan suatu strategi investasi asing langsung dan strategi migrasi tenaga kerja internasional yang jelas dalam menghadapi masa depan. Padahal untuk memenangkan persaingan global diperlukan keterkaitan antara strategi industrialisasi, strategi investasi asing langsung dan strategi tenaga kerja internasioinal. Perbaikan atas apa yang telah dicapai selama ini, selain memerlukan perencanaan yang cermat, sumberdaya manusia yang berkualitas, dan prasarana yang memadai, juga menuntut kemauan politik yang baik dari Pemerintah.