Dengan menerapkan sistem akuntansi Biaya Tradisional terutama dalam pengalokasian biaya overhead banyak menimbulkan distori. Karena itu penulis bermaksud untuk menganalisa penerapan sistem akuntansi biaya yang memfokuskan perhatian pada terjadinya transaksi-transaksi atau kegiatan-kegiatan yang dibutuhkan dalam rangka menghasilkan produk atau dikenal dengan Activity-Based Costing (ABC) sebagai cara untuk mengatasi distori tersebut. Penulis melakukan pengamatan dengan menggunakan metode deskriptif. Adapun teknik penelitian yang digunakan berupa studi pustaka dan studi lapangan untuk memperoleh data dari ojek penelitian. Biaya produksi terdiri dari biaya material langsung, tenaga kerja langsung dan biaya overhead. Dalam membebankan biaya material dan tenaga kerja ke produk dapat dilakukan dengan mudah. Karena dapat langsung dibebankan ke unit produk yang dihasilkan. Namun untuk pengalokasian biaya overhead mengalami banyak kesulitan. Karena itu dikembangkan berbagai metode agar dapat mengatasi kesulitan tersebut. Activity-Based Costing mungkin merupakan suatu cara untuk mengatasinya. Dan dengan ABC juga dapat diperoleh berbagai keuntungan lainnya. Diantaranya dapat membantu manajemen dalam membuat berbagai keputusan maupun dalam membuat perencanaan. Lagipula dengan menerapkan ABC maka pengalokasian yang duhasilkan dapat mencerminkan keadaan yang sebenarnya. Dan dengan demikian Harga Pokok Produksi yang dihasilkan juga mencerminkan keadaan yang sebenarnya, begitu pula dengan laba yang dihasilkan. Perusahaan dapat menerapkan ABC agar dapat memperoleh hasil kalkulasi biaya yang baik. Banyak informasi bermanfaat yang dapat diperoleh. Namun dalam menerapkan ABC perlu dilakukan analisa dan idenfitikasi aktivitas-aktivitas utama perusahaan. Hal ini berkaitan dengan penetapan Cost driver yang akan menjadi dasar dalam pengalokasian. Di samping itu juga perlu adanya keterlibatan dari seluruh tingkatan manajemen.