Naskah :: Kembali

Naskah :: Kembali

Usana Bali, usana Jawa

([publisher not identified], [date of publication not identified])

 Abstrak

Naskah ini memuat tiga teks sebagai berikut: 1. Usana Bali (1-32); diawali dengan uraian stana dari dewa nawa sanga sesuai dengan arah mata angin (pangider-ider bhuwana). Disebutkan juga tentang syarat seorang pemangku (purohita dalam upacara adat). Dilanjutkan sebutan empat buah gunung di pulau Bali,berkedudukan di empat penjuru mata angin yaitu; di Timur bernama Gunung Lempuyang (stana Betara Gni Jaya), di Barat bernama Gunung Baratan (stana Betara Batu Karu), di utara bernama Gunung Mangu (stana Hyang Danawa), dan selatan bernama Gunung Andakasa (stana Hyang Tugu); an keterangan sang kulputih lanang istri. Lalu diakhiri dengan urutan pemerintahan raja-raja Bali, seperti Raja Jaya Pangus (raja I), Sang Ratu Detya di Belingkang, digantikan oleh putrany Sang Ratu Mayadanawa, dilanjutkan oleh Ratu Ken Angrok, Dalem Samplangan, Ratu Batu Enggong, dan Ratu Sagening (raja terakhir). Terselip juga keterangan saat terbunuhnya Mayadanawa. 2. Usana Jawa (32-57), berisi uraian tentang istana Prabu Wiwatika (di Alas Trik), istana Arya Damar (di Tlembang), serta istana Patih Gajah Mada (di Wilwatikwa). Disebutkan jumlah keluarga Arya Damar (22.000 orang) seperti Arya Sentong, Arya Bheleteng, Arya Waringin, Arya Belog, Arya Kapakisan; dan Arya Binculuk. sedangkan rakyatnya berjumlah 80.000 orang. Dilanjutkan dengan nama-nama negara tetangga Wilwatikta yang berada di arah utara, timur dan selatan. Diuraikan juga saat Arya Damar dan Gajah Mada menyerang Bali dari arah selatan dan utara. perang berlangsung sangat sengit. Banyak memakan korban baik dari rakyat Arya Damar dan Gajah Mada maupun dari rakyat Bali. Satu-satunya Patih Dalem Bedaulu yang bernama Pasung Grigis (sangat sakti) akhirnya dapat dibunuh oleh Arya Damar, sehingga Bali dapat ditundukkan. Dilanjutkan dengan pembangunan Kahyangan (sekaligus upacaranya) di Pura Besakih dikoordinir oleh Aryo Kenceng; pemerintahan Raja Anom di Gelgel; serta saat Arya Kenceng diutus oleh Raja Wilwatikta untuk menyerang Bali. 3. Tutur kramaning aji asta kosali (1-3), berisikan uaraian tentang urip-urip kayu yang harus dipahami oleh para tukang bangunan; uraian Sang Wiswa Karma sebagai undagi (tukang) para dewa serta sikapnya saat beryoga; upacara prayascita bangunan (yang berbentuk nista, madya, utama) untuk keselamatan undagi dengan mantra-mantra penyelamat. nama-nama peralatan tukang seperti: sipat, siku-siku, patitis yang memegang peran penting dalam perundagian juga disebutkan dalam teks ini. Terselip juga beberapa penolak baya (bahaya) untuk keselamatan tukang atau penghuni rumah. Penomoran halaman pada judul yang ketiga memakai tinta hitam. Pada h.55a terdapat tulisan tangan (tinta ungu) menyebutkan 'Brahma Bosdjangga'. Untuk teks-teks lain yang sejudul dengan naskah ini lihat K 1116 dan K 22 dari Gedong Kirtya. Pada h.57a menyebutkan 'druwen Ida I Gusti Putu Jlantik, ring Singaraja, 1903'. Berdasarkan data ini mungkin naskah disalin (atau diprakarsai ?) oleh Ida I Gusti Putu Jlantik pada tahun 1903 di Singaraja, bali. Hal ini ditunjang oleh data yang terdapat pada h.1a dengan huruf Bali dan Latin (t.t.) dan pada h. 32a.

 File Digital: 1

Shelf
 AH.60_LT224_Usana_bali_usana_jawa.pdf :: Unduh

 Metadata

Jenis Koleksi : Naskah
No. Panggil : AH.60-LT 224
Subjek :
Penerbitan : [Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
Sumber Pengatalogan:
ISBN:
Tipe Konten:
Tipe Media:
Tipe Carrier:
Edisi:
Catatan Seri:
Catatan Umum: Bahasa Jawa Kuna dengan Aks. Bali ; Prosa ; ditulis di atas daun lontar ; Rol 66.05
Deskripsi Fisik: 119 hlm. ; 4 baris/hlm. ; 55x3,5 cm.
Lembaga Pemilik: Universitas Indonesia
Lokasi: Perpustakaan UI, Lantai 2
  • Ketersediaan
  • Ulasan
  • Sampul
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
AH.60-LT 224 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20185833
Cover