Kamus Jawa-Jawa ini disusun sekitar tahun 1930 di Surakarta oleh R.M.Ng. Sumahatmaka. Seluruh kamus ini terdiri atas 19 jilid (BA.66-84), yaitu satu buku untuk setiap huruf dalam abjad Jawa, kecuali huruf dan yang digabung dalam satu jilid. Dalam menyusun bahan kamusnya, Sumahatmaka sering menyertakan informasi tentang dialek Jawa, paribasan, dan carakabasa, serta perbandingan kamus lain (terutama KBW). Definisi yang dicantumkan sangat berguna demi melengkapi keterangan pada kamus Gericke dan Roorda, Pigeaud dan Poerwadarminta. Penulisan maupun penyalinan naskah ini dilakukan sekitar tahun 1930an s.d. 1934, atas permintaan Pigeaud, setiap bulan antara 50-200 halaman. Pada waktu itu, Pigeaud mengirimkan seminggu sekali atau dua minggu sekali, sebendel kartu dengan kata-kata dari kamus Gericke en Roorda kepada beebrapa narasumbernya atau informannya, yakni Mandrasastra, Pujaharja, Sumahatmaka, dan Suwandi. Yang menerima kiriman kartu itu diminta menulis definisi sesuai dengan pengalaman dan pengetahuan masing-masing. Kemudian secara berkala, seluruh tim itu bertemu dengan Pigeaud untuk membahas definisinya bersama. Kegiatan ini merupakan salah satu upaya Pigeaud untuk mengumpulkan data selengkap mungkin tentang bahasa Jawa. Penyusun bahan kamus ini, yaitu R.M.Ng. Sumahatmaka, adalah seorang pejabat Mangkunagaran dan sekaligus tokoh gerakan Theosophie yang cukup ternama pada awal abad ke-20, terutama dari sekitar tahun 1910 sampai dengan 1940. Banyak buku ditulis olehnya tentang Theosophie, filsafat Jawa, dan adat-istiadat Jawa. Dibawah ini tercatat beberapa di antara karyanya yang pernah diterbitkan. Judul yang diterbitkan di Kediri berasal dari penerbit Tan Khoen Swie, sedangkan yang Surakarta dari De Bliksem. Kawruh kasukman (Kediri, 1916), sukandha karma (Kediri, 1921), swaraning ngasepi (Kediri, 1921), serat pambukaning cipta (Kediri, 1922), serat rekasaning batin (Kediri, 1922), kamulaning manungsa warni pitu (Surakarta, 1923), serat satunggaling utusan (Kediri, 1923), serat yadnya susila (Surakarta, 1930), dan serat yatnayoga (Surakarta, 1930). Hampir setiap judul tersebut menguraikan tentang, atau berkaitan erat dengan, filsafat Theosophie. Sumahatmaka pernah menulis karya lain yang bersifat lebih tradisional/kejawen, termasuk saduran teks serat Seh Jangkung (MSB/L.318), babad Mangkunagaran (MSB/S.123, SMP/MN.694), serat jangka ing karaton saha ing Mangkunagaran (SMP/MN.409.9), dan babad ila-ila (SMP/MN.225). Sumahatmaka juga pernah membantu Dr.H. Kraemer sebagai narasumber yang menyusun data tentang wayang (LOr 10.823) dan kata serapan bahasa Arab dalam bahasa Jawa (LOr 11.647). Ia juga meneliti tentang serat centhini dan sempat menyusun ringkasan yang amat lengkap tentang isinya (lihat FSUI/CS.60, MSB/L.119). Ringkasan ini, yang juga dikutip oleh Pigeaud dalam studinya tentang Centini (1930), akhirnya diterbitkan oleh balai pustaka pada tahun 1981.