Teks ini menceritakan petualangan Raden Mursada putra raja Mutajilah dengan Dewi Sukarsih. Suatu saat diceritakan bahwa Dewi Sukarsih dituduh membuat sakit istri muda raja Mutajilah, putri dari Malaka, lalu oleh sang raja Dewi Sukarsih dan anaknya dibuang di hutan. Dalam petualangannya Raden Mursada berhasil mendapatkan berbagai kesaktian dan beberapa orang istri. Teks ini diakhiri dengan dinobatkannya Raden Mursada menjadi raja Ngerum. Naskah ini merupakan salinan LOr 1819 yang dikerjakan oleh staf Pigeaud di Yogyakarta pada bulan Mei 1933. Naskah disalin rangkap empat. Tiga salinan tersebut tersimpan di FSUI, yaitu CI.93 ini (asli) dengan dua tembusan karbon (CI.94a-b), sedangkan salinan yang keempat berada di Yogyakarta, ialah MSB/L.226. Alih aksara lain dari babon yang sama juga ada, dibuat oleh Soegiarto di Leiden pada tahun 1934: LOr 10.610 dan BCB Port. no. 71. Lebih lanjut tentang Serat Mursada ini, lihat Vreede 1892: 194-195; Juynboll 1907: 36-37; Pigeaud 1967: 221, II: 33-34; Poerbatjaraka dkk. 1950: 102-105; Behrend 1990: 351.