Menurut daftar isi, naskah terdiri dari beberapa teks yang berbeda-beda, di antaranya: 1) nitisruti (Surti); 2) badar-parasi lan kalipa asmara; 3) rejasa; 4) dasanama; 5) setan-setan; 6) donga. Teks berbentuk tembang macapat (h.1-53) dan prosa (h.53-149). Teks yang berbentuk macapat dimulai dengan pupuh dhandhanggula dan diakhiri dengan mijil. Namun penandaan metrum tidak selalu jelas, disamping itu tidak ada tanda pergantian pupuh. Gaya tulisan dalam naskah ini sangat khas, antara lain karena tanda madyapada tidak selalu dipakai. Bentuk sandhangan ada yang menarik yaitu, suku, layar dan cakra ditulis lebih panjang dari biasanya, pepet melebar, dan huruf la kakinya ditautkan. Pada h.i terdapat keterangan yang menyebutkan bahwa naskah ini berisi tek sserat nitisruti (B) yang didapat Pigeaud dari Dr. Kiliaan Charpentier pada bulan Juli 1927. Oleh Suwandi naskah kemudian dibuatkan salinan alih aksara pada Maret 1929, kini tersimpan di FSUI dengan kode PE.38. Sedangkan nitisruti A yang disalin pada Januari 1929, belum diketahui keberadaannya. Pada koleksi FSUI, juga dijumpai naskah beraksara Jawa dengan kode PE.40 yang mempunyai isi mirip dengan kedua naskah tersebut, namun dengan bentuk penampilan yang berbeda, yaitu terbagi ke dalam tiga kolom. Kolom I berupa teks kawi, kolom II: werdi, kolom III: surasa. Tidak ada keterangan penulisan, maupun penyalinan naskah, hanya ada keterangan candrasengkala berbunyi 'jaladri bahning mahastra candra' (1534 J) atau 'bahning maha astra candra' (1513 J). Belum diketahui secara pasti keterangan candrasengkala ini merupakan tarikh penulisan teks asli/bukan. Pada candrasengkala itu sendiri dijumpai tarikh berbeda, tergantung pada pemenggalan katanya.