Naskah tulisan tangan, ditulis dalam bentuk prosa dan tembang macapat, terdiri dari tujuh bendel. Masing-masing bendel berisi catatan Citrasantana tentang topik yang berbeda, namun semuanya ada hubungan dengan masalah kebahasaan. Penyunting menduga bahan ini disusun/dikumpulkan oleh Citrasantana pada saat beliau menjadi guru di Pamulangan Mangkunagaran, Solo, pada tahun 1920an. Adapun naskah BA.194 ini masing-masing bendelnya berisi: W 20.01 (11 hlm), berjudul Sastra Angga, berisi tentang huruf Jawa beserta pasangannya dihubungkan dengan sifat manusia, terutama lelaki, kemudian dibuat gambarnya. Dari pendapat beberapa orang/buku, menghasilkan beberapa bentuk gambar yang berbeda. W 20.02 (19 hlm), berjudul Basa Jawi I, berisi keterangan kata-kata yang hampir sama artinya, keterangan nama-nama bangunan dll. W 20.03 (6 hlm), berjudul Basa Jawi II, berisi. istilah-istilah penyebutan waktu, kumpulan tembung saroja dan ungkapan-ungkapan (idiom) bahasa Jawa. W 20.04 (8 hlm), berjudul Basa Jawi III, berisi keterangan kata-kata yang hampir sama artinya disertai contoh penerapannya dalam kalimat. W 20.05 (12 hlm), berjudul Pandayasastra, berisi tentang dasanama dan ungkapan-ungkapan bahasa Jawa. W 20.06 (9 hlm), yang ditulisi hanya separoh bagian kanan, dalam bentuk tembang, berisi tentang piwulang bahagia. W 20.07 (14 hlm), berjudul Musik, ditulisi hanya separoh bagian kanan, berisi lagu-lagu dengan not balok, dengan teksnya beraksara Jawa, dan di bawahnya ada cerita tentang isi teks. Ada lima judul lagu, yaitu: Asmaradonda, Budi Kumed Iku Etuke Sakehing Ala, Bocah Andugal, Yen Wong Luwe Mangana Kacang Mentah Iya Legi Rasane, dan Bocah Wekel.