https://access.unram.ac.id/wp-content/

Naskah :: Kembali

Naskah :: Kembali

Ekaparwa

([publisher not identified], [date of publication not identified])

 Abstrak

Naskah ini berisi teks Ekaparwa, diawali dengan percakapan sang Prabhu Bretyadana dengan Bhagawan Danurdara tentang Astadasa Parwa (18 parwa dari Mahabharata) yaitu: Sabhaparwa, Aranyakaparwa, Wirataparwa, Samodyaparwa, Bhismaparwa, Dronoparwa, Karnaparwa, Salyaparwa, Ghadaparwa, Aswamedaparwa, Suntikaparwa, Sranawasaparwa, Musalaparwa, Suptikaparwa, Swargga Ruhanaparwa, Tri Repaparwa, Udyagaparwa dan Krepaparwa. Teks dilanjutkan dengan uraian tentang keberhasilan lima pertapa bersaudara Pratikara, Prapidara, Pralika, Prawijana, dan Pramita), dalam wujud raksasa, yang ertapa dengan cara sendiri-sendiri dan menuju arah yang berbeda. Sang Pratikara dianugrahi Dewa Iswara sebelas orang anak yang semuanya bersifat baik dan bijaksana, sang Prapidara dianugrahi seorang putri yang sangat cantik tiada tara bernama Dewa Mahadewa, sang Pralika dianugrahi Dewa Brahma rakyat kera yang tak terhitung jumlahnya, sang Prawijana dianugrahi Dewa Wisnu kesaktian (kawisesan) dan rakyat binatang (sato) dua juta, sedangkan sang Pramitra dianugrahi Dewa Siwa kesaktian yang luar biasa dan rakyat raksasa sepuluh juta. Diuraikan juga keterangan tentang penolakan lamaran raja seberang (sang Mayalati) yang sangat sakti dan kaya oleh Raja Indra Saba (sang Sastra Wijaya) karena ngin mempersunting putrinya (Dewi Dewati). Penolakan ini menimbulkan rasa larah di hati Mayapati , yang selanjutnya merencanakan akan menggempur Indra laba. Raja Sastra Wijaya merasa bingung untuk melawan Mayapati yang tidak ertandingi kesaktiannya. Akhirnya atas sabda ayahnya, perkara tersebut dapat liatasi. Raja Sastra Wijaya dititahkan untuk minta bantuan ke Dwarawati (Raja Cresna) untuk mempersunting putrinya (Dewi Dewati). Titah tersebut segera dilaksanakan, ternyata mendapat sambutan baik dari pihak Dwarawati (Kresna). Cresna menyampaikannya kepada Arjuna. Arjuna sanggup dan segera berangkat ke ndra Saba untuk mengawali perang dengan raksasa Mayapati, disertai Sang Samba, arsanda, Rukma, Satyaki, dan Burisrawa. Arjuna berhasil menyembuhkan Dewi Dewati serta melarikannya saat itu juga. Berita tersebut didengar oleh Mayapati. Dengan sangat marah Mayapati beserta emua tanda mantri dan balatentaranya menggempur Indra Saba. Namun tidak berapa lama munculah pihak Dwarawati yang dipimpin Kresna, didampingi Korawa, Pandawa, Ekacakra, Wirata, dan Pancala bersama-sama membantu Raja Indra Saba. Perang terjadi sangat ramai dan sengit dan kekalahan di pihak Detya Mayapati. Naskah berakhir dengan kesedihan sang Gor Gumulu dengan segala kesukaran lan penuh tantangan dalam mencari jejak ayahnya sang Prabhu di Dawusa Bali. Teks yang berbentuk prosa ini memakai dua bahasa secara bergantian, yakni bahasa Jawa Kuna dan bahasa Bali. Informasi penulisan teks maupun penyalinan naskah ini tidak ditemukan secara jelas. Menurut data pada h.90b menyatakan bahwa laskah ini diberi nama Eka Parwa yang ditemukan (?) di Gunung Tampaksiring Gianyar Bali.

 File Digital: 1

Shelf
 CP 22-LT 210 Eka Parwa.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

Jenis Koleksi : Naskah
No. Panggil : CP.22-LT 210
Subjek :
Penerbitan : [Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
Sumber Pengatalogan:
ISBN:
Tipe Konten:
Tipe Media:
Tipe Carrier:
Edisi:
Catatan Seri:
Catatan Umum: Bahasa Jawa Kuna dengan Aks. Bali; Prosa; ditulis di atas daun lontar; Naskah tidak dimikrofilmkan
Deskripsi Fisik: 80 hlm.; 4 baris/hlm.; 51x3,5 cm.
Lembaga Pemilik: Universitas Indonesia
Lokasi: Perpustakaan UI, Lantai 2
  • Ketersediaan
  • Ulasan
  • Sampul
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
CP.22-LT 210 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20187058
Cover