Lontar ini berisi teks Kakawin Sutasoma, yaitu kisah upaya Sang Sutasoma sebagai titisan Sang Hyang Buddha untuk menegakkan dharma. Sutasoma, putra Prabu Mahaketu dari kerajaan Astina, lebih menyukai memperdalam ajaran Buddha Mahayana daripada harus menggantikan ayahandanya menjadi raja. Sutasoma pergi ke hutan untuk melakukan semadi di sebuah candi dan mendapat anugerah. Kemudian beliau pergi ke gunung Himalaya bersama beberapa pendeta. Di sebuah pertapaan, beliau mendengar cerita tentang raja raksasa bernama Prabu Purusada yang gemar makan daging manusia. Para pendeta dan Batari Pretiwi membujuk Sutasoma agar membunuh Prabu Purusada. Sutasoma menolak bujukan tersebut karena ingin melanjutkan perjalanan. Beliau bertemu dengan raksasa berkepala gajah pemakan manusia dan ular naga. Keduanya takluk dan bersedia menjadi muridnya untuk mempelajari agama Budha. Sutasoma juga bertemu dengan harimau betina yang akan memakan anaknya sendiri. Dalam perkelahian ini Sutasoma mati tetapi dihidupkan kembali oleh Batara Indra. Tersebutlah sepupu Sutasoma bernama Prabu Dasabahu, berperang dengan anak buah Prabu Kalmasapada (Purusada). Anak buah Prabu Kalmasapada kalah dan minta perlindungan Sutasoma. Prabu Dasabahu yang terus mengejar, akhirnya tahu bahwa Sutasoma itu sepupunya, lalu diajak ke negerinya dan dijadikan ipar. Setelah kembali ke Astina, Sutasoma dinobatkan sebagai raja bergelar Prabu Sutasoma. Cerita dilanjutkan dengan kisah Prabu Purusada dalam membayar kaul kepada Batara Kala. Prabu Sutasoma bersedia menjadi santapan Batara Kala, sebagai ganti atas ke-100 orang raja sitaan Purusada. Mendengar permintaan raja Astina tersebut, Prabu Purusada menjadi sadar akan perbuatannya dan berjanji tidak makan daing manusia lagi. Judul luar teks yang berbunyi Sri Bajra Jnana (tulisan latin), rupanya keliru, karena sesungguhnya merupakan baris pertama dari bait pertama, yang dituangkan ke dalam pupuh Sragdhara (pupuh I). Naskah ini dikarang oleh Mpu Tantular pada jaman Majapahit (h.l47a baris ke-4). Nampak beberapa teks telah diperbaiki dengan tulisan pensil. Keterangan penulisan atau penyalinan teks ini tidak diketahui secara jelas, hanya disebutkan tempat penyalinan wesma Sri Gandi, oleh sangapatra: awirbhuja putraka siwa sudda (?). Informasi tentang daftar pupuh dari Kakawin Sutasoma ini, lihat Kakawin Sutasoma suntingan I G. B. Sugriwa, yang diterbitkan oleh toko buku Bali Mas Denpasar Bali, dan dalam Kalangwan karya P.J. Zoetmulder. Informasi mengenai teks Sutasoma ini dapat dilihat pada Pigeaud 1970: 402; MSB/L.449; Kirtya/114, 974, 910, 2352, 1148, 2290; Brandes. III: 147-157; PNRI/000 L 557; Juynboll I: 140-143.