Naskah ini merupakan saduran dari ceritera wayang thithi yang dipergelarkan di rumah seorang bupati yang beralamat di Pringgasantan, Yogyakarta. Penyalinan (maupun penulisan teks asli?) dilakukan oleh Li Ca Gwong di tempat yang sama pada tahun 1898 dan 1907. Pada naskah ini memuat empat teks lakon, yaitu:Cariyos Negara Ngindhu, Cariyos Wyang Ca Kun, Cariyos Sam Pek Eng Tay, dan Cariyos Tong Tya: Naskah ini dihiasi beberapa gambar (lihat Gbr. 28 & 29 pada h.384 & 394 jilid ini.) Adapun mengenai ceriteranya seperti di bawah ini. Teks pertama menceriterakan keadaan negeri Ngindu dengan rajanya bernama Sayit Ngumar Ngus Magribi yang mempunyai putri cantik yang dipersunting oleh Raja Muda. Sang Raja mengutus anak menantunya untuk menggempur seorang prajurit bernama Murthado yang telah lama tidak menghadap sang Raja. Selama melaksanakan tugas ini, Raja Muda menerima laporan dari seorang prajurit bernama Ulo bahwa permaisuri telah menyeleweng dengan bala tentara Ngindu. Atas kebijaksanaan Raja Muda, permaisuri yang sedang mengandung diusir dari negerinya. Permaisuri hidup mengembara di hutan dan ditemani oleh seekor menjangan putih yang mencarikan makanan setiap hari. Sesudah beberapa lama Raja Muda bertukar pikiran dengan adiknya bernama Dhingdhar, yang menjadi raja di negara Malebar, maka diputuskan untuk mencari permaisuri. Berjumpalah Raja Muda dengan istrinya yang telah melahirkan anaknya dan dibawa kembali ke kerajaan. Ceritera diakhiri dengan kisah dua orang warga Ngindu yang berpetualang pergi ke negeri Cina dan Mekah. Setelah berhasil mereka kembali ke Ngindu. Naskah bagian ini selesai disalin pada tanggal 17 Mei 1907. Daftar pupuh: (1) dhandhanggula; (2) maskumambang; (3) sinom; (4) asmarandana; (5) megatruh; (6) kinanthi; (7) dhandhanggula. Cariyosipun Wyang Ca Kun menceriterakan Wyang Ca Kun, anak Raja Wyang Tyo di negara Tat Syu yang sangat cantik dan sakti. Pada suatu ketika raja dari negara Ta Hen yang bernama Pa Ong Tehan bermimpi ketemu dengan Wyang Ca Kun, sehingga sang Raja itu menyuruh seorang patihnya bernama Ma Tyag Syu. Sesampainya di Tat Syu, Ma Tyag Syu gagal meminang Wang Ca Kun karena keahlian Wyang Ca Kun mengelabuhi Ma Tyag Syu. Ceritera diakhiri dengan Wyang Ca Kun berpesta minum arak, serta bersemedi mendekatkan diri pada Hyang Widhi. Pada teks ini juga diceriterakan tentang pertanda orang mimpi, mimpi baik maupun buruk. Naskah disalin antara 22 Mei-26 Juni 1907. Daftar pupuh: (8) dhandhanggula; (9) mijil; (10) pucung; (11) pangkur; (12) asmarandana; (13) maskumambang; (14) sinom; (15) maskumambang; (16) kinanthi; (17) durma; (18) dhandhanggula; (19) pangkur; (20) durma; (21) gambuh; (22) asmarandana; (23) sinom; (24) dhandhanggula; (25) kinanthi; (26) pangkur; (27) pucung; (28) maskumambang; (29) sal; (30) megatruh; (31) dhandhanggula; (32) pangkur. Cariyosipun Sam Pek Eng Tay mengisahkan percintaan dua remaja yang bernama Sam Pek dari Bu Chu dan Eng Tay (anak dari Ni Cukong dari negara Wat Cyu), hubungan asmara ini tidak disetujui oleh orang tua Eng Tay, karena Eng Tay sudah dijodohkan dengan Mac Tyu (Ma Mun Cay). Mendengar hal tersebut Sam Pek menderita sakit dan meninggal. Eng Tay menyusul Sam Pek dengan bunuh diri masuk ke dalam liang kubur Sam Pek. Naskah bagian ini selesai disalin pada tanggal 14 Juli 1907. Daftar pupuh: (33) asmarandana; (34) kinanthi; (35) sinom; (36) gambuh; (37) pucung; (38) kinanthi; (39) mijil; (40) megatruh; (41) maskumambang; (42) pangkur; (43) durma; (44) sal. Sedangkan pada Cariyos Tong Tya, tersebutlah negara Tong Tya dengan rajanya bernama Li Si Bin. Li Si Bin memerintah dengan sangat adil dan makmur. Di negara Tong Tya ini ada beberapa pendekar perang seperti Li Tong Cong, Seh Jin Kwi, dan Cin Hwa Gyok, tetapi pendekar yang terkenal adalah Seh Jin Kwi dan Cin Hwa Gyok. Pada suatu ketika terjadi konflik dalam negeri yaitu ketika Seh Jin Kwi oleh Li Tong Cong dituduh membunuh anak menantu Li Si Bin dan Seh Jin Kwi dipenjara. Ceritera diakhiri dengan peperangan antara negara Tong Tya dengan negara Sang Hyang Sang. Karena negara Tong Tya tidak ada pendekar-pendekar perang, maka Seh Jin Kwi oleh sang raja dikeluarkan dari penjara untuk berperang melawan tentara negara Sang Hyang Sang yang dipimpin oleh Sa Po Tong. Peperangan ini dimenangkan oleh negara Tong Tya yang dipimpin oleh pendekar perang Seh Jin Kwi dan Cin Hwa Gyok. Dalam peperangan ini kedua belah pihak telah banyak menggunakan jimat-jimat kesaktiannya masing-masing. Cin Hwa Gyok gugur dalam perang ini terkena pedangnya sendiri, begitu juga para pendekar-pendekar dari negara Sang Hyang Sang banyak yang gugur di medan perang. Bagian naskah ini lebih tua daripada bagian-bagian depan, karena disalin pada bulan November 1898. Daftar pupuh: (45) asmarandana; (46) dhandhanggula; (47) pangkur; (48) maskumambang; (49) kinanthi; (50) megatruh; (51) sinom; (52) pucung; (53) pangkur; (54) mijil; (55) dhandhanggula; (56) asmarandana; (57) kinanthi; (58) pangkur; (59) durma; (60) dhandhanggula; (61) pangkur; (62) megatruh; (63) mijil; (64) dhandhanggula; (65) asmarandana; (66) maskumambang; (67) kinanthi; (68) dhandhanggula; (69) pangkur; (70) asmarandana; (71) megatruh. Pada halaman-halaman bagian depan naskah ini terdapat pengetan mengenai teriadinya lindu dan gerhana bulan yang disaksikan oleh penyalin naskah ini pada tahun 1909,1912, 1921, 1933.