Teks yang berjudul Pangeling-eling Paturunan ini, diawali dengan uraian kegiatan rapat yang dipimpin A.A. Jlantik (Karangasem) bersama A.A. Gde Rai (Regen Bangli), dan A.A. Ngurah Agung (Regen Gianyar), diikuti oleh pemuka-pemuka masyarakat Bali. Rapat membicarakan masalah iuran untuk memperbaiki Pura Besakih dalam rangka upacara Puja Wali. Iuran diatur sedemikian rupa, disesuaikan dengan kemampuan seseorang serta kedudukannya di dalam masyarakat. Para kepala dusun dan para lurah mendapat tugas untuk mengumpulkan iuran serta mencatatnya di sebuah buku yang telah diberi contoh atau ijin dari Pemerintah Bali, atau Raja Karangasem. Pada h.la dijumpai catatan tambahan yang berbunyi, patoeroenan mahayoe poera besakih (tulisan latin). Keterangan penulisan dijumpai pada halaman yang sama, yaitu dibuat pada hari Selasa Kaliwon Julungwangi, Kasa, tahun 1839 Saka yang dipimpin oleh tiga orang seperti tersebut di atas. Dengan demikian, kiranya naskah ini ditulis atau diprakarsai (?) oleh A.A. Bagus Jlantik pada tahun 1839 saka (1917 M) di Bali.