Teks naskah ini memuat cerita eskatologi Islam yang berkaitan dengan prinsip-prinsip penulisan hari akhir, yang biasanya memuat gagasan tentang peradilan dan perhitungan (hisab) amal berdasarkan catatan kehidupan setiap manusia; tentang ratu adil; hari pembalasan, hari kiamat dan kehidupan akhirat. Kabar Ngakerat ? seperti halnya cerita-cerita yang bernafaskan keislaman lainnya ? diawali dengan bait-bait yang berisi pujian kepada Allah, Tuhan Yang Maha Esa, dan kepada Nabi Muhammad beserta keluarga dan keempat orang sahabatnya, Abubakar, Umar, Usman dan Ali. Teks yang berbicara tentang peristiwa seputar kiamat dan akhirat ini disitir dari hadist Nabi yang diriwayaucan oleh Ibn Thahir. Isi ceritanya sendiri diperikan dalam dua puluh empat bagian yang dapat disarikan kembali menjadi delapan buah pokok pembicaraan, yaitu: 1. Tentang kewajiban melaksanakan ibadah; 2. Kejadian-kejadian yang mengawali terjadinya kiamat; 3. Dajjal sebagai pembawa petaka bagi kehidupan umat 'manusia; 4. Turunnya Nabi Isa dari langit ketiga untuk mengendalikan kehidupan di dunia; 5. Munculnya Jamakjuja yang menimbulkan kerusakan di muka bumi dan keluarnya Dabatul Arli, mahluk dahsyat yang digambarkan serupa hewan namun pandai berbicara dalam bahasa manusia; 6. Perihal siksa kubur, yakni peristiwa ketika manusia ditanya oleh dua orang malaikat, Mungkar dan Naqir, di alam kubur. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan adalah berkenaan dengan Tuhan, nabi, kitab, kiblat dan saudara-saudara seimannya. Siksa kubur adalah siksa Allah yang diterimakan kepada mereka yang ragu-ragu, terbata-bata, dan tidak mampu menja-wab pertanyaan yang dilontarkan tersebut; 7. Peristiwa terjadinya kiamat. Kiamat terjadi manakala sangkakala yang ditiup Malaikat Israfil telah dibunyikan untuk pertama kalinya. Tiupan yang kedua adalah fase ketika seluruh mahluk dihidupkan kembali untuk menghadapi peradilan Allah dengan dilakukannya penimbangan (hisab) antara amal baik dan buruk. Tiupan ketiga menandakan dimulainya perjalanan menuju kehidupan surga atau neraka; 8. Kehidupan akhirat menceritakan tentang tatanan kehidupan di surga dan neraka, yakni tentang kenikmatan dan kebahagian yang akan diterima oleh para penghuni kerajaan surga serta berbagai gambaran siksaan dari azab Allah yang ditimpakan kepada para pendurhaka ajaran yang dibawa oleh utusan-Nya. Cerita eskatologi ini pernah sangat populer di kalangan masyarakat Jawa pada abad ke-19. Kepopulerannya mungkin disebabkan karena memuat gagasan dan janji-janji kemenangan terhadap segala kesengsaraan, penderitaan dan penindasan, melalui kehadiran seorang juru selamat yang diidentifikasikan dengan nama Mahdi atau Isa. Kemenangan tersebut adalah terciptanya kehidupan yang makmur, damai dan sejahtera dengan dinaungi oleh keadilan yang dibawa oleh juru selamat itu. Selain dalam judul Kabar Ngakerat terdapat beberapa judul lainnya seperti Kabar Kiyamat, Carita Kiyamat, Pralambang Jayabaya, Akhiring Jaman dan Wasiyatu 'l-Nabi. Teksnya sendiri disalin dalam berbagai versi, setiap versinya pun masih terdiri dari beberapa buah varian bacaan. Bandingkan naskah PNRI/CS.56, W.306, Br.407, KBG.423 dan KBG.437; LOr 2293, 4710, 5775, 6718, 7175, 7497, CB 31, AdKIT 572, KITLV H 53 di Leiden; MSB/I.15-17 dan Piw.23; SMP/MN.386, 515; dan FSUI/IS.5-6. Sumber lain yang dapat dijadikan acuan adalah buku cetakan yang dikeluarkan oleh penerbit Tan Khoen Swie Kediri tahun 1923 berjudul Kabar Kiyamat. Tidak disebutkan naskah yang diacunya, namun setelah dibandingkan ternyata isinya tidak berbeda dengan isi teks naskah ini. Tarikh penyalinan naskah ini disebutkan dalam kolofon depan, yaitu disalin pada hari Kamis Kliwon, tanggal kedua puluh tujuh, masa kesembilan, wuku Wukir, Rabiulakhir, tahun Wawu, candrasengkala: Samirana Diktya Kaswaraning Aji (1755). Ada beberapa masalah dengan penanggalan ini, antara lain ketidakcocokan antara angka tahun dengan nama warsa. Kalau diambil tanggal, bulan, dan angka tahun saja, yaitu 27 Rabiulakhir 1755, maka berpadanan dengan 17 November 1827. Namun penanggalan tersebut masih meragukan, karena melihat gaya tulisan dan jenis kertasnya, kemungkinan kolofon tersebut merupakan tarikh penulisan naskah induk. Isi teks ini oleh Sumahatmaka telah dibuatkan daftar pupuh disertai cuplikan bait awal dan akhir, dan keterangan halaman pupuh dari naskah induk. Daftar pupuh ini selain berada di koleksi FSUI, juga tersimpan di koleksi Museum Sonobudoyo. Menurut catatan pada h.l, Pigeaud mendapatkan risalah bait-bait (overzicht strofen) tersebut dari Sumahatmaka pada tanggal 2 Juli 1930. Daftar pupuh: (1) dhandhanggula; (2) sinom; (3) asmarandana; (4) pangkur; (5) mijil; (6) megatruh; (7) durma; (8) pucung; (9) sinom; (10) gambuh; (11) maskumambang; (12) girisa; (13) dhandhanggula; (14) kinanthi; (15) asmarandana; (16) pangkur; (17) pucung; (18) sinom; (19) mijil; (20) dhandhanggula.