Naskah ketikan ini berisi teks tentang Braen, ditulis oleh S. Hadiwiyata, pamong H.I.S. di Purbalingga, disusun berdasarkan keterangan dari R. Idris, demang Makam Kidul, kepala perkumpulan para demang yang bernama Sedya Tama. Diterangkan antara lain: asal mula timbulnya Braen, para pemain, sajen, kegunaannya, harga tanggapan, dan syair-syair yang dibacakan pada saat mengadakan Braen. Braen adalah semacam Terbangan, yaitu membaca salawat yang diiringi dengan alat musik terbang. Braen ini terdapat di daerah Rembang, biasanya dipakai untuk sarana memohon kepada Tuhan, agar tercapai keinginannya, untuk memohon keselamatan para arwah leluhur, dan mendapat kesempurnaan yang abadi. Kata braen sendiri berasal dari kata brai, maksudnya brai kepada Tuhan, yaitu mengheningkan cipta, berserah diri kepada Tuhan. Terdapat beberapa pembetulan dalam teks ini, yang tampaknya dilakukan oleh penyusun, dengan menggunakan tinta merah dan hitam. Teks yang telah dikoreksi ini diketik ulang (FSUI/LS.8), kemungkinan oleh staf Pigeaud, rangkap tiga (satu ketikan asli dan dua tembusan karbonnya). Menurut keterangan di luar teks, naskah ini diterima Pigeaud dari S. Hadiwiyata pada tanggal 24 Juli 1937.