Tesis ini membahas usaha tokoh utama Balram Halwai untuk mengakhiri posisinya dalam ruang sosial yang menekan dan berusaha untuk menjadi seseorang yang mandiri, serta bagaimana perspektif Adiga terhadap novel The White Tiger. Penelitian ini menggunakan teori unsur-unsur naratif serta menggunakan konsep Pierre Bourdieu tentang ruang sosial, arena, kapital (modal), habitus, dan distinction.
Hasil analisis menunjukkan bahwa Balram yang berasal dari keluarga miskin dan kasta bawah mendapatkan tekanan dari keluarganya dan keluarga majikannya. Balram kemudian melakukan berbagai upaya dan strategi untuk keluar dari ruang sosial yang menekannya tersebut sehingga ia menjadi seorang yang sukses. Novel ini menjadi media bagi Adiga untuk menyatakan kritiknya terhadap masalah kemiskinan dan masalah ketidakadilan kasta sebagai permasalahan yang menekan kasta bawah dan merupakan permasalahan yang kompleks dan terstruktur.
This thesis analyses the main character named Balram Halwai and his efforts to get himself out of his sophisticated social space in order to build himself as an independent man, and this thesis also discusses Aravind Adiga?s perspective toward the novel The White Tiger itself. This research uses the theory of the elements of novel and Pierre Bourdie?s concepts of field, habitus, capital, and distinction.The result shows that Balram, who comes from poor family and belongs to lower caste, get domination from his family as well as his master's family. Balram, then, do some efforts and strategies to make himself out of the stressing social space until he becomes a success man. Furthermore, this novel functions as a media for Aravind Adiga to declare his critics toward poverty and inequity of caste system as problems that dominate lower caste as well as complex and structural problems.