Permasalahan yang terkait dengan terapi obat ( PTTO ) merupakan hal yang harus
diperhatikan karena dapat memberikan dampak secara fisik, psikologis dan ekonomi
pada pasien dan masyarakat. Polifarmasi merupakan faktor potensial untuk terjadinya
PTTO. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pengaruh intervensi kepada
dokter terhadap penurunan kejadian permasalahan yang terkait dengan terapi obat pada
resep pasien penyakit jantung dan pembuluh darah di apotek Sana Medika Jakarta.
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental menggunakan
desain two groups Pretest and Posttest. Sampel adalah resep pasien Askes yang
didiagnosa menderita penyakit jantung dan pembuluh darah, usia 40 tahun keatas
dengan jumlah resep di setiap kelompok 200 lembar resep. Intervensi kepada dokter
berupa surat pemberitahuan mengenai uraian permasalahan yang terkait dengan terapi
obat (PTTO) yang ditemui pada sampel resep yang dianalisis. PTTO yang diteliti
adalah interaksi obat, dosis subterapi, dosis supraterapi, pemberian obat non Daftar dan
Plafon Harga Obat (DPHO) PT. Askes serta jumlah obat perlembar resep yang diterima
oleh pasien (polifarmasi). Hasil penelitian menunjukkan jumlah obat perlembar resep
pada kelompok kontrol rata-rata 6,45 item, modus 7 item, obat non DPHO 0,92 item,
biaya perlembar resep rata-rata Rp. 229.471 ,- dan biaya yang harus ditanggung pasien
13,42 %. Pada kelompok intervensi jumlah obat perlembar resep rata-rata 6,06 item,
modus 6 item, obat non DPHO 0,67 item, biaya perlembar resep rata-rata Rp. 206.298 ,-
dan biaya rata-rata yang harus ditanggung pasien 12,72 %. PTTO yang ditemukan
adalah interaksi obat, pemberian obat non DPHO dan polifarmasi. Tidak ditemukan
adanya dosis subterapi dan dosis supraterapi dalam resep-resep tersebut. Pengaruh
intervensi kepada dokter terhadap penurunan kejadian interaksi obat dan polifarmasi
bermakna, tetapi penurunan kejadian pemberian obat non DPHO tidak bermakna.
Penurunan jumlah obat perlembar resep menurunkan biaya yang harus ditanggung
pasien.