Dunia konstruksi telah berkembang dengan pesatnya, sehingga dimana-mana kita dapat melihat proses konstruksi atau proses perubuhan bangunan sedang berlangsung. Proses ini akan menghasilkan limbah konstruksi dan perubuhan yang dapat dikelompokkan menjadi : material yang dapat didaur ulang (recyclable), limbah berbahaya (hazardous waste), dan landfill material (Johnston dan Mincks, 1992). Limbah konstruksi dan perubuhan yang dihasilkan semakin besar terutama di negara-negara maju seperti di Amerika Serikat yaitu sebesar 23 % dari total volume limbah padat (Johnston dan Mincks, 1992). Karena itu industri konstruksi merasakan kebutuhan untuk mengurangi besarnya limbah yang dihasilkan proyek-proyek mereka, sehingga perusahaan-perusahaan konstruksi dapat mengurangi biaya-biaya yang berhubungan dengan pengelolaan limbah tersebut. Selain itu potensi penghematan biaya pada proyek-proyek mereka dapat diperbesar antara lain dengan cara pemanfaatan kembali material sisa ataupun material bekas pakai dengan baik. Penelitian kali ini difokuskan pada masalah pengelolaan limbah yang dihasilkan dari proyek perubuhan di Jakarta, terutama untuk mengidentifikasikan aliran material limbah kayu dari pihak yang menghasilkan sampai pemanfaatan kembali. Dari data-data yang didapat berdasar hasil pengamatan langsung ke proyek-proyek perubuhan dan interview terhadap pihak-pihak yang terkait, seperti tukang bongkar bangunan, penjual dan pengrajin material limbah bekas, diketahui terdapat kecenderungan-kecenderungan penggunaan kembali material limbah kayu dari sumbernya pada bangunan sampai dengan konsumen penggunanya.
Hasil penelitian mi memberikan identifikasi aliran material limbah kayu dari pihak yang menghasilkan sampai pemanfaatan kembali, yang dihasilkan dari proyek perubuhan di Jakarta. Aliran tersebut adalah sebagai berikut: Proyek perubuhan akan menghasilkan limbah kayu bekas yang akan dibeli oleh tukang bongkar. Apabila tukang bongkar tersebut memiliki tempat pengrajinan, maka kayu bekas tersebut akan diolah sendiri. Jika tidak atau ketika tukang bongkar tersebut sedang membutuhkan uang cash, maka kayu bekas tersebut akan dijual kepada pedagang atau pengrajin lain untuk diolah. Pengolahan yang dilakukan bermacam-macam sehingga menghasilkan perabotan untuk kalangan menengah atas, kusen untuk bangunan menengah atas, kayu yang dijual secara satuan untuk bangunan kelas bawah dan proyek-proyek konstruksi, kayu bakar untuk industri pembuat batu bata.