Salah satu jenis biaya dalam proyek konstruksi yang perlu diperhatikan adalah Direct Cost atau biaya lansung yang terdiri dan biaya tenaga kelja, material, peralatan proyek, sub kontraktor, serta over head lapangan.
Yang akan dibahas disini adalah mengenai penyebab penyimpangan pada biaya tenaga kerja. Dimaua biaya untuk tenaga kelja ini mulai dari tenaga kelja di kantor hingga buruh konstmksi yang meliputi mandor, tukang, serta pembantu tukzmg atau kenek.
Sangat penting bagi sebuah perusahaan konstruksi untuk memperhatikan penyimpangan kinelja biaya proyek konstruksinya dibidang tenaga kelja untuk menghindari cost overrun, model ini dibuat untuk mengetahui resiko-resiko pada proyek konstruksi dari yang besar sekali pengaruhnya pada proyek sampai yang kecil pengaruhnya.
Proses analisa resiko yang dilakukan pada sumber-sumber resiko pada penelitian ini yaitu dengan analisa non-statistik dan statistik. Analisa non-statistik terbagi dua tahap yaitu analisa resiko secara kualitalif dengan menggunakan matriks analisa resiko, Serta analisa kuantitatif dengan menggunakan metode AHF.
Analisa statistilc terbagi atas analisa korelasi dan regresi, dan diteruskan dengan simulasi Monte Carlo pada variable signifikan hasil analisa korlasi dan regresi. Setelah itu dilakukan pula uji Kruskal Wallis pada variable resiko dengan lima parameter penelitian, yaitu: kepemilikan, kualifikasi, ISO, jumlah lantai, dan nilai proyek.
Dari hasil analisa non-statistik didapat resiko yang signiflkan, antara lain: 'tambahan waktu lembur akibat pengadaan lembur yang tidak direncanakan' dan 'penambahan skop pekrjaan akibat spesifikasi kerja dan kriteria yang kurang jelas.
Dari hasil analisa statistik temyata didapat resiko yang signifikan yang berbeda dengan analisa non-staristik, hasilnya antara Iain: 'tambahan waktu karena pekelja mengalami kesulitan dalam melakukan pekerjaan yang diakibatkan penjelasan tingkat tanggungjawab dan fungsi dari masing-masing tenaga kelja kurang lengkap.