ABSTRAKBahan-bahan yang digunakan oleh manusia, baik yang digunakan oleh
masyarakat umum maupun industri, tidak dapat bertahan lama dan akan lebih
cepat rusak pada suhu kamar. Di dunia industri, umumnya bahan-bahan tersebut
tidak langsung digunakan, tetapi disimpan teriebih dahulu untuk beberapa waktu
sehingga memeriukan sarana khusus untuk menyimpannya agar tidak cepat
mengalami kerusakan dan tetap terjaga daiam kondisi yang baik pada saat
dimanfaatkan nantinya.
Untuk mengatasi masaiah tersebut, pendinginan adalah salah satu
aiternatif terbaik. Temperatur dam kondisi pendinginan yang dilakukan harus
diperhatikan untuk tiap bahan yang berbeda karena tiap bahan memiliki
karakteristik masing-masing yang memeriukan periakuan yang berbeda-beda.
Dalam perancangan dan perencanaannya, mesin pendingin harus
memenuhi beberapa aspek, salah satunya adalah aspek hemat enegi. Untuk
memperoleh suatu sistem yang mengkonsumsi lebih sedikit energi dan efisien
dapat dilakukan berbagai cara, salah satunya adalah dengan pemilihan jenis
refrijeran yang digunakan dalam sistem tersebut.
Pembahasan yang dilakukan adalah menghitung ulang suatu sistem
pendingin yang menggunakan refrijeran R-502 dengan menggantinya dengan
ammonia, dengan kondisi kerja yang dianggap sama, lalu membandingkannya
satu sama lain untuk melihat refrijeran mana yang lebih baik digunakan dalam
sistem pendingin tersebut.
Dari rincran di atas, sebagai hasil akhir dari skripsi ini akan diperoleh
refrijeran mana, di antara R-502 dan ammonia, yang akan menyebabkan sistem
membutuhkan lebih sedikit energi untuk beroperasi.