Keteguhan masyarakat tradisional mempertahankan nilai dan tradisi yang diturunkan nenek moyang mereka terkadang memaksakan masyarakat tersebut untuk melakukan migrasi. Karena itu kegiatan ini pasti disebabkan oleh sesuatu hal yang mendasar sehingga mampu mengungkapkan bagaimana mereka menciptakan lingkungan binaan (built environment) di lingkungan yang baru.
Migrasi 'berkelompok’ adalah yang ditekankan dalam hal ini, dikaitkan dengan teori-teori yang ada, budaya, dampak modernisasi, serta konsep perkampungan yang menyangkut keberadaan manusia di suatu tempat atau dengan kata lain, membahas apa yang mereka tinggalkan dan terapkan pada daerah yang baru.
Alasan pengambilan daerah ini sebagai studi kasus juga yang membedakan migrasi yang dilakukan masyarakatnya dengan yang lain. Migrasi biasa disebabkan antara lain oleh perang, habisnya sumber pangan di daerah asal, ditemukannya pertambangan di daerah lain dll, sedang didaerah ini disebabkan oleh kuatnya nilai tradisi dan kebudayaan’ yanq masih masyarakatnya pegang. Sedang untuk kehidupan selanjutnyapun tidak ada sesuatu yang menjamin bahwa ditempat baru akan lebih baik dari berbagai faktor.
Kesimpulan tulisan ini berkaitan dengan masalah sejauh mana masyarakat tradisional tersebut mempertahankan nilai tradisi dan kebudayaan yang telah ada dan seberapa besar 'pintu’ pembaruan yang mereka buka untuk menerina pengaruh baru milik lokasi sekitar perkampungan hunian mereka.