Shopping center atau pusat perbelanjaan bagi sebuah kota metropolitan seperli Jakarta seakan sudah manyatu dalam keseharian masyarakatnya. Pusat perbelanjaan kini bukan sekedar tempal untuk melakukan transaksi jual beli, namun lebih jauh Iagi. pusat perbelanjaan telah menjadi tempat untuk berinteraksi, berekreasi dan menjadi bagian dari gaya hidup. Di tengah maraknya persaingan antar pusat perbelanjaan yang semakin menjamur, para pengelola berlomba-lomba menyediakan fasilitas dan suasana yang semenarik mungkin agar dapat mengundang semakln banyak orang untuk datang berkunjung ke sebuah pusat perbelanjaan.
Ada banyak hal yang harus dilakukan oleh sebuah pusat perbelanjaan agar bisa terus eksis di tengah masyarakat. Salah satunya adalah dengan melakukan sebuah perubahan fisik. Keadaan fisik pusat perbelanjaan adalah faktor utama yang akan menentukan seberapa besar keinginan orang untuk mau datang dan melakukan kegiatan di sana, terutama kegiatan ekonomi. Sebagai bagian dari gaya hidup masyarakat, pusat perbelanjaan dituntut untuk terus melakukan pembaharuan agar dapat seiring dengan keadaan masyarakat dan tidak terkikis olah waktu dan pesaing yang semakin banyak. Hampir seluruh pusat perbelanjaan yang eksis di masa sekarang telah melakukan beberapa kali perubahan fisik dari bentuk awal didirikannya.
Dalam skripsi ini, pembahasan teori dan pengamatan serta wawancara di lapangan dilakukan terhadap 4 pusat perbelanjaan di daerah Jakarta dan sekitarnya untuk Iebih mengenali tipe perubahan fisik yang biasa dilakukan oleh pusat perbelanjaan tersebut untuk mempertahankan eksistensinya di tengah masyarakat. Tiap tipe perubahan fisik memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing dan dilakukan untuk alasan yang berbeda-beda, namun untuk satu tujuan yang sama, yaitu tujuan utama dunia retail : mencari keuntungan.