Perencanaan kota tidak pernah terlepas dari proses pembentukan image yang sesuai dengan kondisi sosial budaya dan lingkungan fisiknya. Image kota menjadi salah satu unsur penting untuk memberikan kenyamanan psikologis dan sosial bagi masyarakat kota. Dalam proses perancangan kota tersebut terdapat dua elemen yang dapat dibentuk untuk membentuk image yang sesuai. Elemen tersebut menurut Roger Trancik adalah hard space dan soft space. Hard space adalah ruang yang tercipta akibat adanya batasanbatasan dinding arsitektural yang dapat menciptakan keterlingkupan ruang bagi masyarakat yang beraktivitas di ruang tersebut. Sedangkan soft space adalah ruang yang sebagian besar terdiri dari lingkungan alami, baik di dalam maupun luar kota, berupa taman atau jalur hijau untuk rekreasi sehingga menciptakan lingkungan yang asri dan tenang.
Sasarannya dalam pusat kota adalah memberikan warna ruang yang dapat diterima masyarakat. Hard Space dan soft space saling berkontribusi untuk menciptakan ruang bagi aktivitas manusia dalam skala urban. Perpaduan yang baik antar hard space dan soft space akan menghasilkan image yang mencerminkan identitas kawasan. Kota terencana bermula dari karya budaya bangsa Summeria dan Assyria yang menjadi embrio peradaban manusia. Buah karya mereka terus berkembang menjadi kota modern dengan melewati jatuh bangunnya teoriteori perencanaan kota.
Ideologi kota mereka sangat memperhatikan pengaturan estetika kota dan lingkungan sosial di sekitarnya. Rencanarencana kota yang dibuat merupakan ilustrasi bentuk fisik dari konsep tentang kota yang didasarkan pada interprestasi atas masalahmasalah sosial. Ideologi kota ini mempengaruhi pembentukan image dan karakter sebuah kota sehingga perpaduan yang harmonis antara komponenkomponen utama perancangan kota yaitu hardspace dan softspace merupakan hal yang sangat esensial untuk pembentukan image sebuah ruang kota.
Salah satu kota di Indonesia yang berkembang cukup pesat adalah kota Depok dengan kawasan Margonda Raya sebagai kawasan inti kota yang strategis dan potensial bagi pengembangan kawasan melalui fungsifungsi yang sesuai. Idealnya kawasan Margonda sebagai kawasan pusat kota Depok ini memiliki penataan kota yang mencerminkan image kawasan utama kota Depok. Namun hal ini belum sepenuhnya bisa tercapai karena pembangunan yang berkembang pesat di kawasan ini cenderung tidak terarah dan tidak ada keselarasan antara hard space dan soft space.
Perkembangan kota yang sedemikian pesat kurang ditunjang oleh peningkatan kualitas hard space dan soft space sehingga terjadi penurunan kualitas lingkungan kota. Penataan elemen citra kota dan ruang terbuka di kawasan Margonda belum cukup mengakomodasi kualitas ruang kota yang mencerminkan image kawasan pusat kota. Hal ini menimbulkan ketidaknyamanan secara psikologis dan sosial bagi pengguna kawasan. Penulisan karya ilmiah ini membahas mengenai pengaruh elemen citra kota dan ruang terbuka sebagai elemen perancangan kota terhadap image ruang kota dengan tinjauan khusus pada ruang kota kawasan Margonda Raya Depok.