UI - Skripsi Membership :: Kembali

UI - Skripsi Membership :: Kembali

Gender dalam rancangan arsitek perempuan = Gender in female architect's design

Ika Sabrina; Gunawan Tjahjono, supervisor (Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007)

 Abstrak

Penelitian ini bertujuan mengungkap bagaimana hubungan gender dengan rancangan arsitektur. Teori yang digunakan adalah teori gender dan feminisme. Penelitian ini juga mengkaji sejarah pergerakan arsitek perempuan sejak tahun 1869 sampai sekarang.
Penelitian ini akan mencari jawaban apakah kesulitankesulitan yang dihadapi arsitek perempuan adalah karena gender atau masalah teknis semata. Dengan perkembangan zaman dan perjuangan kaum feminis akhirnya perempuan tidak lagi dipandang tidak layak untuk bekerja setara dengan laki-laki. Arsitek perempuan pun mulai bermunculan dan mendapat lisensi untuk berpraktek. Keberhasilan yang gemilang diraih oleh Zaha Hadid pada tahun 2004. Ia memenangkan Pulitzer Prize, hal ini tidak saja membuktikan bahwa perempuan mampu menjadi arsitek tapi juga menjadi semangat baru bagi arsitek perempuan di seluruh dunia untuk lebih banyak berkarya. Karena itu, arsitek perempuan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah Zaha Hadid. Lalu Chiquitta Pitono, arsitek perempuan dalam negeri yang telah banyak membangun rancangannya. Pembahasan meliputi latar belakang mereka, baik dari segi pendidikan maupun keadaan sosial masyarakat tempat mereka berasal. Sehingga dapat ditarik kesimpulan latar belakang seperti apa yang dapat mempengaruhi arsitek perempuan dalam merancang. Karya-karya mereka akan dibahas mengacu pada teori gender dan feminisme.
Penelitian menyimpulkan bahwa pengaruh gender terhadap arsitek perempuan adalah dari segi teknis, sedangkan dari segi rancangan, hanya sebagian arsitek perempuan yang menerapkan gender dalam rancangan mereka hal ini dikarenakan ketidakpuasan terhadap rancangan arsitek laki-laki yang dianggap mengesampingkan perempuan. Sekarang kita tengah menuju masyarakat yang tidak lagi membedakan perempuan dengan laki-laki. Karena gender merupakan pandangan masyarakat, Ia berubah sesuai dengan perubahan yang ada dalam masyarakat itu sendiri.

The aim of this thesis is to reveal the relationships between gender and architecture. Theories that support this thesis are gender theory and feminism. This thesis also studies the history of female architects which started since 1869 until now. Gender is social construction. In society there are two genders, feminine and masculine. These two are judged differently. Gender which relates to women is feminine, while to men is masculine. The characteristics of feminine are similar to mother nature which is passive and men are associated with the active ones which exploit the nature. That is why, in the past, women were considered not worthy to work outside their homes. Architecture realm is also considered as men's realm. Female architects will find it is harder to work in.
This research will seek for answers whether the difficulties faced by female architects are the results of their gender or just mere technique problems. As the time turns and lots of feminism struggle, finally, women are no longer thought as not equal to men. Female architects show themselves and get the license to design. The bright star happens to appear among architects, Zaha Hadid. She won the 2004 Pulitzer Prize and she is one powerful architect nowadays. This not just leads to the proof of women's capabilities but also burns the spirit for other female architects. Zaha Hadid will be reviewed in this thesis, along with Chiquitta Pitono, an Indonesian female architect who has built many buildings in our own country. The review will be about their backgrounds, including education and the background of the society in which they ever live. This will bring us to conclusions of what kind of backgrounds that influence female architects. Their designs will be reviewed according to theory of gender and feminism.
This thesis concludes that influences of gender on female architects are more about technique problems. In design point of view, only few of female architects who put gender issues into their works. This is caused by unsatisfied designs by male architects which do not deliberate women?s needs. Now we?re heading to accepting women as the same as men. Because gender is social construction, it changes as the society changes.

 File Digital: 1

Shelf
 S48365-Ika Sabrina.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

Jenis Koleksi : UI - Skripsi Membership
No. Panggil : S48365
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Program Studi :
Penerbitan : Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan :
Tipe Konten :
Tipe Media :
Tipe Carrier :
Deskripsi Fisik : x, 85 hlm. : ill. ; 30 cm. + lamp.
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
  • Sampul
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
S48365 14-22-26377640 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20246010
Cover