Penelitian ini bertujuan mengeliminasi gas S02 yang merupakan polutan dan dapat meyebabkan berbagai masalah lingkungan. Digunakannya CuO sebagai inti aktif dalam penelitian ini karena CuO dapat bereaksi dengan gas S02 dan 02 pada suhu 300-450°C membentuk CuS04. Selanjutnya pada regenerasi termal akan didapatkan CuO kembali, sehingga dapat digunakan mengadsorpsi gas S02 secara siklus.
Zeolit alam Lampung yang mengandung sebagian besar zeolit klinoptilolit digunakan sebagai penyangga untuk mendispersikan CuO dipermukaannya. Zeolit alam Lampung memiliki: luas permukaan yang cukup besar, stabil terhadap termal, diameter porinya relative besar, bersifat inert, harganya murah, dan mudah didapat.
Penelitian ini menggunakan CuO/Zeolit alam yang dipreparasi dengan metode presipitasi dengan kadar teoritis 15% Cu. CuO/Zeolit alam hasil preparasi memiliki kadar aktual 6,3973 %, luas permukaan sebesar 66,07 m /gr, dan disperse inti aktinya adalah 52,64 %.
Uji adsorpsi dilakukan terhadap aliran gas SO2 (4%) pada suhu 350°C, sedangkan regenerasi dilakukan dengan 3 metode: termal pada suhu 550°C, reaksi dengan gas H2 dilanjutkan dengan oksidasi dengan gas 02, dan uap air pada suhu.
Berdasarkan hasil uji adsorpsi SO2 dengan CuO/Zeolit alam, didapatkan jumlah CuO yang aktif pada adsorpsi pertama adalah 10,50%. Pada adsorpsi kedua, setelah menjalani regenerasi (termal, reduksi-oksidasi, dan uap air), terjadi penuurnan jumlah CuO yang aktif menjadi sebesar 4,85% untuk regenerasi termal, 3,545 untuk regenerasi metode reduksi-oksidasi, dan 4,21% untuk regenerasi dengan penambahan uap air.
Selanjutnya dari jumlah SO2 yang teradopsi pada odsorpsi ketiga setelah regenerasi termal, didapat kapasitas adsorpso CuO/Zeolit alam sebesar 4,00.10-5 mol/gr CuO/Zeolit. Kebutuhan CuO/Zeolit alam apablia diaplikasikan pada PLTU Suralaya yaitu 215,8 ton CuO/Zeolit alam. Volume reaktor masing-masing unit 29,54 m3 untuk mengadsorpso SO2 dengan konsentrasi 315,14 ppm dan laju gas buang sebanyak 7,024 juta m3/jam.