Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengembangkan bentuk burner
kompor gas berbahan bakar LPG yang dilakukan dengan mengubah bentuk dan
orientasi lubang bahan bakar sehingga diharapkan dapat mampu meningkatkan
efisiensi energi dan memiliki kemampuan reduksi polutan yang baik.
Dalam penelitian ini dilakukan pembuatan 5 jenis burner bertipe bunsen yaitu,
burner 1 lubang, burner 3 lubang, burner 5 lubang, lubang bintang, dan lubang lirus.
Disamping itu digunakan pula burner konvensional sebangai pembanding. Selanjutnya
dilakukan uji kinerja kompor gas dengan memvariasikan laju alir LPG, waktu
pembakaran dengan menggunakan ke 6 jenis burner tersebut. Analisis yang dilakukan
meliputi suhu nyala, efisiensi ternal, emisi gas CO, CO2, NO, dan hidrokarbon tak
terbakar.
Dari pengamatan terhadap nyala yang dihasilkan, dapat disimpulkan bahwa
campuran antara bahan bakar-udara senantiasa berada dalam kondisi rich (bahan bakar
berlebih). Pertambahan laju alir bahan bakar akan meningkatkan kondisi rich pada
campuran. Burner 3 lubang, 5 lubang dan burner bintang relatif lebih sulit dalam
menarik difusi udara dibanding burner jenis lainnya sehingga menimbulkan fenomena
blow-off mulai dari laju alir 850 ml/menit ke atas.
Dari data efisiensi yang didapat menunjukan bahwa burner 1 lubang selalu
memiliki efisiensi termal tertinggi pada setiap laju alir yang diujikan. Hal ini
disebabkan karena pada laju alir yang sama, burner 1 lubang memiliki luasan nyala
yang lebih kecil dari burner lainnya sehingga mampu meminimalisir kehilangan panas.
Efisiensi tertinggi burner 1 lubang 67.92% (23.15% lebih tinggi dari burner
konvensional). Hasil ini diperoleh pada laju alir 700 ml/menit. Efisiensi tertinggi untuk
burner jenis lainnya secara berturut-turut adalah 67.92% (23.15% lebih tinggi dari
burner konvensional) untuk burner 3 lubang, 62.33% (l4.02% lebih tinggi dari burner
konvensional) untuk burner 5 lubang, 59.01 % (6.9% lebih tinggi dari burner konvensional)
untuk berner bintang, dan 66.24% (20.1% lebih tinggi dari berner konvensional) untuk burner tirus.
Data emisi menunjukan kemamuan redaksi yang berbeda-beda untuk setiap jenis polutan
dari setiap jenis berner relatif terhadap berner konvensional. Karena semua nyala berada
dalam kondisi rich, maka nyala yang paling baik dalam menarik oksigen untuk berdifusi
kedaerah reaksinya, cenderung akan memiliki kemampuan reduksi polutan yang lebih baik.
Untuk reduksi emisi UHC berupa C3 berner 1 lubang menunjukan kinerja terbaik dengan kemampuan
reduksi tertinggi sebesar 28%, disusul berner tirus 19%. Untuk reduksi emisi UHC berupa
C4 berner tirus menunjukan kinerja terbaik denagn 37.8%. Untuk kemampuan mereduksi emisi NO,
berner bintang menunjukan kinerja terbaik denga reduksi 66.67%, disusul berner 3 lubang
50%, sementara itu burner 5 lubang, 1 lubang dan tirus menunjukan kinerja yang lebih buruk
dari burner konvensional, Untuk emisi CO, burner 1 lubang menunjukan kinerja terbaik dengan
reduksi 32.4%