Tingginya tingkat pencemaran yang berasal dari limbah buangan industri tekstil telah mendorong pabrik tekstil terutama pabrik batik untuk menggunakan zat wama alami. Penggunaan pewama alami menguntungkan bagi produsen wama alami I-:arena biayanya murah sedangkan untuk konsumen ada rasa kebanggaan tersendiri memakai kain ( pakaian ) yang diberi wama alami.
Hasil pewamaan alami perlu memiliki kualitas dalam hal wama, tidak lunmr, dan sifat iisik yang memenuhi syarat sebagai bahan pakaian atau bahan keperluan rumah tangga.
Pada kondisi operasi suhu 82 "C dan tekanan 1 atm, kain katun dengan ukuran 4x40 cm dipanaskan dalam larutan pewama kunyit ( Curcuma Ionga )
dengan variasi kandungan berat kunyit ( 10, 20, 30, 40, 50 g dalam 600 mL air ), variasi walml perendaman ( 30 menjt dan 60 menit ] Serta variasi dengan clan tanpa penggunaan alumunium sulfat ( alum atau A12(SO4)3 ) sebanyak 0.28 g sebagaj bahan pengawet wama ( mordan ). Setelah diberi wama dengan variasi diatas, lcain diuji sifat
Hasilnya yaitu kuat tarik dan kemampuan kain menahan tarikan tersebut ( elongasi ) dan kemuclian dianalisis perubahan sifat fisika dan kimia dari kain tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penarnbahan kandungan berat kunyit dalam larutan pewarna serta semakin lamanya percndaman menurunkan kuat tank kain katun dan juga menaikkan elongasi ( perpanjangan ) kain_ Hasil Iainnya adalah kuat tarik kain katun berwama tanpa mordan lebih tinggi daripada kain yang menggunakan mordan Dengan demjkian elongasi kain wama tanpa mordan menjadi lebih pendek dibandingkan elongasi kain wama dengan mordan. Pewarnaan optimum diperoleh pada variasi kandmagan kunyit 30 g dengan waktu perendaman 30 dan 60 menit.