Minyak kelapa sawit adalah minyak nabati yang memiliki potensi untuk
dijadikan minyak pelumas karena secara alami minyak nabati memiliki gugus fungsi
yang dapat menempel pada pada permukaan logam sehingga dapat melindungi permukaan
dan mengurangi friksi. Namum, minyak kelapa sawit bila dipanaskan pada suhu tinggi
dan berada dalam atmosfer udara akan mudah teroksidasi yang bisa berlanjut pada
reaksi polimerisasi, yang bisa menyebabkan pembentukan resin dan deposit.
Pada penelitian ini, minyak kelapa sawit akan diolah melalui beberapa tahapan
proses kimia sehingga dihasilkan senyawa yang memiliki ketahanan terhadap
oksidasi. Tahap pertama adalah proses transesterifikasi minyak kelapa sawtl dengan
metanol dengan katalis NaOH yang menghasilkan Palm Oil Melhyl Ester. Tahap
kedua adalah proses epoksidasi untuk menghilangkan ikatan rangkap pada metil ester,
menjadi gugus oksirana dengan menggunakan oksidator hidrogen peroksida dan
katalis asam formiat. Tahap selanjutnya adalah reaksi pembukaan cincin ester
terepoksidasi dengan gliserol yang menggunakan katalis heterogen bersifat asam
seperti alumina. Katalis asam diperlukan untuk membuntu pembukaan cincin
epoksida bila digunakan nukleofil lemah seperti alkohol. Reaksi pembukaan cincin ini
diharapkan menghasilkan produk berupa senyawa hidrokarbon jenuh dengan multi
gugus fungsi berupa ester, eter dan hidroksida. Gugus fungsi tersebut bersifat polar
dan dapat melindungi permukaan logam. Produk ini akan diuji karakterisasinya
seperti densitas dan viskositas.
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa viskositas dan densitas dari
EPOME gliserol dengan menggunakan katalis alumina tipe JRC ALO 6 dan JRC
ALO 7 belum menujukkan perubahan yang signifikan bila dibandingkan dengan
EPOME. Sedangkan penggunaan katalis H zeolit untuk pembuatan EPOME gliserol,
didapatkan densitas dan viskositas yang lebih baik daripada dengan penggunaan
katalis alumina tipe JRC ALO 6 dan JRC ALO 7.