Gas alam merupakan salah satu sumber claya alam yang melimpah di Indonesia Meskipun demikian, dikarenakan terbatasnya ketersediaan intiastruktur pcngolahan gas alam itu sendiri serta jaringan pipa untuk distribusinya, ditambah lagi dengan penerapan teknologi yang belum optimal, pemanfaatan gas alam untuk pasar domestik masih jauh di bawah pemanihaian Bahan Bakar Minyak (BBM) sehingga peranan gas alam sebagai altematif sumber energi belum mampu bersaing dan menggeser peranan Bahan Bakar Minyak sebagai sumber energi.
Dengan meningkatnya harga minyak mentah menjadi 50 USS/bbl, pemclintah harus menanggnmg beban subsidi bahan bakar minyalc sebesar 63 triliun meningkat 334 % dari 14.5 triliun pada APBN 2004. Pemakaian bahan bakar gas dapat mengurangi besamya subsidi tersebut yang kemudian dapat dipakai untuk investasi infrastruktur ataupun penyediaan kebutuhan pokok bagi rakyat.
Berdasarkan analisa pasar dalam negri, maka didapalkan kapasitas pabrik pengolahan gas alam yang akan dibangun scbesar l53,25'7_238 MMSCF/tahun. Pabrik ini direncanakan akan dibangun dj Kecamatan Batui Sulawesi Tengah. Pahrik ini menggunakan mode opersi kontinyu untuk semua proses yang digunakan karcna umpan dan produlcnya yang berfasa gas. Pembangunan pabrik ini memiliki dampak lingkungan yang kecil karena jenis alat proses dan limbah yang dihasilkan tidak rnembutuhkan penanganan yang sulit.
Untuk dasar perhitungan dad analisa teknis yang dilakukan ini digunakan alat bB1ll`Ll sofiware HYSYS 3.1. Gas kota dan elpiji dihasillcan melalui proses awal dan proses utama di dalam pabrik, proses awal bertujuan untuk membersihlcan gas alam umpan yang kemudian akan di pisahkan menjadi produk pada proses utama.
Pada proses utama digunakan dua buah kolom fraksionasi untuk mendapatkan produk yang diinginkan yaitu kolom De-Ethanizer dengan diameter sebesar 4.5 m untuk mendapatkan gas kota dan kolom De-Butanizcr dengan diameter sebesar 1.5 m untuk mendapatkan elpiji mix. Kineija proses pabnk pengolahan gas alam ini ditunjukan melalui efisiensi energi sebesar 90-6% dan efisiensi karbon sebesar 95.8% dimana dengan nilai efisiensi yang tinggi ini maka pabrik dapat dikatakan memiliki kinenja proses yang baik.